Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merintis (Lagi) Monorel

Kompas.com - 14/11/2012, 19:41 WIB

Uji coba prototipe ini di trek sepanjang 50 meter, di kawasan pabrik Cibitung, akhir Oktober lalu, ditinjau oleh Jusuf Kalla dan Joko Widodo.

Tahap berikutnya adalah pembangunan trek monorel sepanjang 1,5 km, di Sentul, Bogor, untuk uji performansi.

Pengujian konstruksi jalan dan gerbong monorel akan bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. ”Aspek konstruksi, keselamatan, performansi kendaraan harus teruji secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan,” Kusnan memaparkan.

Setelah tahap pengujian dapat memenuhi standar, produksi dilaksanakan PT Flobbus Indonesia.

Spesifikasi gerbong monorel ini berlebar 2,5 meter, seukuran bus transjakarta. Panjang gerbong 13,2 meter. Daya motor traksi per gerbong 4 x 65 kilowatt (260 KW).

Rangkaian monorel di Jakarta disarankan lima gerbong. Dengan kapasitas 125 penumpang per gerbong, total penumpang yang terangkut 625 orang.

Dengan kelajuan 2 menit saat jam sibuk dan 4 menit di luar jam sibuk, monorel mengangkut 390.000 orang per hari di dua jurusan.

Estimasi biaya desain konstruksi dan gerbong monorel untuk dua jalur Rp 3,6 triliun. Dibandingkan dengan rencana awal pada 10 tahun lalu sebesar Rp 6,5 triliun, anggaran ini dua kali lebih hemat.

”Bila harga tiket Rp 10.000 untuk 390.000 penumpang per hari, kami optimistis periode pengembalian investasi delapan tahun dapat tercapai,” kata Indra Nugraha, Manajer MBW.

Menurut dia, selain di Jakarta, monorel juga akan dibangun di Makassar, Sulawesi Selatan.

Kelebihan

Monorel menjadi pilihan moda transportasi di perkotaan karena memiliki kelebihan. Sistem monorel memakai jalur trek khusus berelevasi 5,5 meter sehingga bebas hambatan dan bisa beroperasi tepat waktu.

Monorel memakai daya listrik sehingga tak menimbulkan polusi udara dan suara. Karena itu dapat diintegrasikan dengan pertokoan dan perkantoran.

Rangka treknya yang ramping dapat didirikan di atas median jalan sehingga tidak mengganggu pemandangan kota dan dapat bergerak lincah di jalur sempit.

”Pelaksanaan konstruksi jauh lebih cepat dan murah dibandingkan dengan pembangunan kereta bawah tanah. Biaya pembebasan tanah minimal karena hanya memerlukan tanah seluas tiang fondasi,” kata Arie Anggodo Kakiailatu, Manajer Umum MBW.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com