Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abraham: Terlalu Prematur Simpulkan Keterlibatan Boediono

Kompas.com - 27/11/2012, 13:52 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad mengatakan, saat ini terlalu prematur untuk menyimpulkan ada tidaknya keterlibatan pihak lain dalam dugaan tindak pidana korupsi terkait bail out Bank Century. Pasalnya, KPK belum memulai penyidikan.

"Kalau sekarang menyimpulkan, itu terlalu prematur," kata Abraham seusai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Selasa (27/11/2012).

Abraham hadir bersama Delegasi International Conference Principles For Anti Corruption Agencies (ACA).

Hal itu dikatakan Abraham ketika ditanya apakah KPK sudah menemukan bukti adanya dugaan keterlibatan mantan Gubernur Bank Indonesia, Boediono, dalam tindak pidana bail out Bank Century. Sebab, para politisi DPR menyimpulkan bahwa Boediono ikut terlibat setelah KPK menemukan bukti adanya tindak pidana korupsi yang dilakukan dua orang dari pihak BI.

"Atas dasar keputusan KPK meningkatkan kasus Century ke penyidikan karena telah ditemukan tindak pidana korupsi, perbuatan melawan hukum, penyalahgunaan wewenang dan kerugian negara, serta adanya peran atau keterlibatan Boediono dalam kasus tersebut saat menjabat Gubernur BI, maka Timwas Century kemungkinan besar akan merekomendasikan kepada DPR untuk menggunakan hak menyatakan pendapat," kata anggota Timwas Century dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo beberapa waktu lalu.

Abraham mengatakan, penyidikan kasus Century baru akan dimulai setelah rampungnya pemeriksaan terhadap tersangka kasus Simulator surat izin mengemudi. Pemeriksaan terhadap kasus Simulator SIM baru akan dilakukan Senin pekan depan.

Dengan demikian, kata Abraham, setelah Senin pekan depan, KPK baru akan memeriksa saksi-saksi. Setelah itu, pemeriksaan terhadap dua orang yang bakal dijerat, yakni BM (ketika itu Deputi bidang IV Pengelolaan Moneter Devisa Bank Indonesia) dan SCF (ketika itu Deputi IV bidang Pengawasan BI).

"Mekanismenya, sebelum kita memeriksa tersangka, kita periksa dulu saksi-saksi. Setelah itu baru bisa disimpulkan apakah kasus ini melibatkan lainnya. Jadi, KPK tidak ingin berspekulasi, KPK tidak ingin terjebak dalam pertarungan politik. KPK bekerja secara profesional," ujar Abraham.

Baca juga:
Marzuki: Boediono Itu Orang Baik
Century Jangan Direduksi Hanya Pada Boediono
Ini Profil 2 Tersangka Century

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Apa Kabar Kasus Century?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Nasional
    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Nasional
    Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Nasional
    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Nasional
    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Nasional
    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Nasional
    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Nasional
    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Nasional
    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    Nasional
    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Nasional
    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Nasional
    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Nasional
    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com