Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bebaskan Penjara Koalisi

Kompas.com - 30/11/2012, 08:58 WIB

Hitung biaya

Namun, kegaduhan politik itu bagi kalangan pengusaha akan sangat memengaruhi jalannya usaha mereka. Untuk itu, menjelang Pemilu 2014, pengusaha pun mengantisipasi biaya-biaya yang mungkin muncul. Sejumlah alternatif disiapkan untuk menekan biaya-biaya itu, termasuk mencari alternatif pemasukan baru yang menjaga keberlanjutan usaha mereka.

”Beberapa hasil riset global mengatakan perekonomian kita akan terus naik. Garis pertumbuhan itu tidak akan lurus, tetapi seperti detak jantung, akan naik turun. Kami tentu saja melakukan antisipasi dalam jangka pendek terkait biaya,” kata Direktur Utama Trimegah Securities Omar S Anwar, Kamis.

Omar mengatakan, kalangan pelaku dunia usaha saat ini menyadari bahwa secara makro, apa yang terjadi di Indonesia adalah bagian dari proses pendewasaan kehidupan politik, khususnya demokrasi. Pasang surut pasti terjadi. ”Antisipasi itu bagian dari ikut berproses di pasang-surut itu. Itu tidak mudah. Karena itu, kami pun berpikir mencari sumber pendapatan baru,” katanya.

Omar berharap, dalam proses mencari titik temu antara pelaku dunia usaha, kaum pekerja, dan sekaligus pemerintah, terjalin proses dialog yang intens dan terbuka. Pengambil kebijakan didorong selalu meminta masukan dari semua pihak. Harapannya, solusi saling menguntungkan dalam sebuah putusan bulat hasil kesepakatan bersama.

Menurut pengamat pasar modal Yanuar Rizky, pasar keuangan selalu mencari celah untuk melakukan pembalikan arah atas dana-dana jangka pendek yang masuk ke pasar negara berkembang. Karena mereka meyakini kontroversi (ketidakstabilan) politik ada sehingga isu dimanfaatkan untuk mengambil untung dari pasar keuangan. ”Ingat tahun 1992-1996, kondisi makro kita bagus, rating (peringkat) bagus, tetapi berbalik arah pada 1997 di pasar uang dan alasannya adalah politik,” kata Yanuar.

Hal itu terjadi karena hingga kini kondisi pasar keuangan kita dikendalikan asing dengan masuk ke pasar keuangan nasional dari dana likuiditas dollar AS. Dalam kondisi itu, di sisi lain perbankan dan pasar akan tergantung pada dana ini. ”Ketika politik bising, mereka mendapatkan ’legitimasi’ melakukan hal itu sehingga menjadi risiko sistem keuangan dan inflasi (daya beli masyarakat) dari sisi nilai tukar karena posisi konsumsi net importir kita,” kata Yanuar.

(ATO/BEN/WHY/IAM)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

21 Persen Jemaah Haji Indonesia Berusia 65 Tahun ke Atas, Kemenag Siapkan Pendamping Khusus

21 Persen Jemaah Haji Indonesia Berusia 65 Tahun ke Atas, Kemenag Siapkan Pendamping Khusus

Nasional
Jokowi Sebut Impor Beras Tak Sampai 5 Persen dari Kebutuhan

Jokowi Sebut Impor Beras Tak Sampai 5 Persen dari Kebutuhan

Nasional
Megawati Cermati 'Presidential Club' yang Digagas Prabowo

Megawati Cermati "Presidential Club" yang Digagas Prabowo

Nasional
Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Nasional
Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Nasional
Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Nasional
Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Nasional
Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Nasional
Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Nasional
Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Nasional
Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Nasional
KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

Nasional
Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Nasional
100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com