Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atap KRL Bersih, Giliran di Gerbong Berdesak-desakan

Kompas.com - 10/12/2012, 10:46 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penertiban yang dilakukan PT KAI sejak pekan lalu cukup memperlihatkan hasil dengan hilangnya penumpang atap saat memasuki Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Namun, perubahan tersebut masih harus dicarikan solusi lanjutannya. Pasalnya, penumpang atap yang dipaksa masuk ke dalam kereta justru mengakibatkan situasi di dalam kereta semakin berdesak-desakan. Akibatnya, penumpang yang tidak siap secara fisik akan mengalami gangguan kesehatan.

"Rata-rata yang dirawat di sini 2-5 orang per hari," kata Ririn, petugas medis Stasiun Manggarai, kepada Kompas.com, Senin (10/12/2012).

Ia menjelaskan, umumnya penumpang yang ditanganinya hanya mendapatkan perawatan ringan untuk pemulihan. Penyebabnya tak lain karena kekurangan oksigen atau fisik yang kurang prima saat menumpang KRL.

"Biasanya karena kondisi sudah tidak fit sejak dari rumah dan menumpang KRL yang lagi penuh," urai Ririn.

Salah seorang penumpang yang sempat ditangani hari ini bernama Lia Septiana (22), warga Depok. Penumpang tujuan Manggarai itu turun dari KRL dengan kondisi lemas dan harus dipapah dua penumpang perempuan lainnya.

"Dia berdiri di dekat saya. Tiba-tiba, saya lihat kondisinya sudah lemas gitu," kata penolong yang enggan menyebutkan namanya.

Lia mengaku sedang menjalani puasa Senin-Kamis. Karena itu, kondisi fisiknya tiba-tiba melorot saat berada di dalam kereta. Karena itu pula, ia menolak diberikan minuman penyegar maupun obat.

"Enggak usah, terima kasih, saya lagi puasa. Saya cuma butuh istirahat sebentar," ujar Lia.

Kondisi seperti ini bisa saja terjadi pula di stasiun lain. Dengan posisi KRL sebagai salah satu moda transportasi andalan di Jabodetabek, tak tertutup kemungkinan situasi seperti ini masih akan terus berlangsung bila pemerintah tidak memikirkan solusi yang tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com