Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyebabkan Kematian, Penodong Hanya Ambil Rp 10.000

Kompas.com - 29/12/2012, 19:39 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah mengorbankan satu nyawa dan menyebabkan tiga lainnya luka-luka dalam aksi penodongan di dalam angkutan kota M06A, Jumat (28/12/2012) malam, dua pelaku ternyata "hanya" menggasak uang sebesar Rp 10.000 dari korbannya.

M Abduloh Azam (16), salah seorang korban luka, mengungkapkan, sejumlah uang tersebut terpaksa diberikan kepada pelaku lantaran sebilah belati terpampang di depan hidungnya. Ia dan dua rekannya pun tak kuasa menahan takut. "Saya ada uang sekitar Rp 10.000 di kantong, saya kasih semuanya ke dia. Tapi dia minta lagi," ujar Azam saat ditemui Kompas.com di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Universitas Kristen (IGD RS UKI), Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (29/12/2012) dini hari.

Saat kejadian, di dalam angkutan kota jurusan Kampung Melayu-Gandaria tersebut terdapat enam orang, yakni satu sopir bernama Yohanes Siahaan (16), tiga remaja yakni Azam, Rifki Firmansyah (17), dan Muhammad Marfaiz Nurajri (17), pria bernama Haerudin (42), serta dua orang pelaku yang diperkirakan berusia belia.

Rupanya, nominal uang tersebut tak memuaskan pelaku. Sambil menusuk-nusukkan belati ke paha rekan Azam yang bernama Rifki, pelaku meminta ponsel serta dompet tiga remaja yang semula hendak merayakan malam Tahun Baru di kota gudeg Yogyakarta tersebut. Namun, aksi perlawanan justru datang dari Haerudin.

"Bapak-bapak itu belain kita. Nah, saat itu kita langsung lompat ke luar angkot. Si Rifki lompat pertama, habis itu saya, baru Marfaiz. Kita sudah enggak tahu lagi nasib bapak itu," ujarnya.

Naas, Haerudin ditemukan tewas di tepi Jalan DI Panjaitan, dekat Pasar Gembrong. Pria yang hendak pulang ke rumahnya seusai membeli gitar baru untuk sang anak itu tewas dengan luka benturan benda tumpul pada bagian kepala. Tak hanya itu, di bagian mata kirinya tampak biru seperti bekas penganiayaan.

Kini, Azam dan Rifki diketahui telah pulang ke kediamannya di Depok, Jawa Barat. Sementara Marfaiz masih harus menjalani perawatan di IGD RS UKI, Cawang, Jakarta Timur. Adapun jasad Haerudin telah diterbangkan ke kampung halaman, Jeneponto, Sulawesi Selatan, untuk dimakamkan.

Pihak kepolisian masih berupaya mengejar dua pelaku. Polisi membatasi ruang gerak pelaku dengan menyasar sejumlah titik yang kerap menjadi pusat aktivitas pengamen, antara lain persimpangan jalan besar dan terminal bus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com