Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang: Ada Dua Minimarket Besar di Balik Penggusuran

Kompas.com - 04/01/2013, 18:11 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang di Stasiun Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, mencurigai bahwa alasan penertiban kios yang dilakukan PT KAI bukan untuk perbaikan infrastruktur, tapi karena adanya tekanan dari pihak pemilik modal.

"Sampai saat ini mereka (PT KAI) tidak punya alasan yang jelas ini (lahan penertiban) akan digunakan untuk apa. Kami curiga ini akan digunakan kaum Kapitalis," kata Ucok, salah satu perwakilan pedagang saat ditemui di Stasiun Pondok Cina, Jumat (4/1/2013).

Ucok mengaku para pedagang memiliki draft perjanjian antara pedagang dan PT KAI. Salah satu isi draft menyatakan bila PT KAI membutuhkan lahan, maka pedagang harus siap mengosongkan kiosnya. Namun alasan membutuhkannya juga harus jelas akan digunakan untuk apa.

"Kami punya bukti berupa sebuah draft perjanjian dan isinya kami harus siap jika sewaktu-waktu KAI membutuhkan kami harus mengosongkan. Kami terima jika untuk perluasan rel atau pembangunan kantor. Tapi saat ditanyakan akan digunakan untuk apa, mereka tak bisa menjawab. Kami curiga ini untuk kepentingan Kapitalis," ujar Ucok.

Dalam sebuah orasi yang dilakukan, para pedagang menuduh ada campur tangan dua perusahaan ritel besar yang selama ini telah mengembangkan usaha minimarket mereka di hampir seluruh stasiun-stasiun KRL di wilayah Jabodetabek.

"Ada persekongkolan jahat antara PT KAI dan kaum kapitalis, yaitu Alfamart dan Indomaret. Mereka dibiarkan sementara pedagang kecil digusur. Persekongkolan jahat PT KAI dan pemilik modal, yaitu Alfamart dan Indomaret, terjadi karena mereka ingin memonopoli perekonomian dari Jakarta sampai Bogor," tegas pemimpin kelompok Pedagang saat menyampaikan orasinya.

Para pedagang berencana akan mendatangi Komnas HAM dan membawa draft perjanjian yang mereka miliki untuk diperlihatkan kepada media, Sabtu (5/1/2013) pukul 11.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com