Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bosan Mengepel Lumpur, Menantikan Rumah Deret Jokowi

Kompas.com - 26/01/2013, 03:18 WIB

Setelah hancur diterjang luapan air Sungai Ciliwung, tidak ada lagi atap yang menutupi setengah rumah Saun (66). Hujan yang turun Jumat (25/1) siang itu pun jatuh membasahi lantai ruang tengahnya.

Rumah yang berjarak sekitar 20 meter menjelang ujung gang 2 Kampung Pulo itu dahulu merupakan rumah yang paling dekat dengan Sungai Ciliwung.

Didampingi istrinya, Saun pun menceritakan masa kecilnya yang banyak dihabiskan di kebun buah-buahan di sisi sungai.

”Dulu, asal air naik, pasti langsung masuk ke tanah. Enggak ada ceritanya masuk ke rumah, apalagi atap pada hanyut,” tuturnya.

Bahkan, banjir yang terjadi pada pertengahan Januari ini memorakporandakan rumah Saun. Ketinggian air yang mencapai lebih dari 3 meter dan derasnya arus bahkan menghanyutkan setengah atap seng rumahnya. Rangka-rangka kayu yang tersisa juga menjadi lapuk, tidak dapat digunakan kembali.

Namun, dengan cepat, Saun langsung mengeluarkan dana untuk membeli semen, seng, paku, kayu, dan bambu.

Sekitar Rp 2 juta sudah dikeluarkan Saun untuk membeli bahan-bahan bangunan. Dengan kualitas bahan yang lebih baik ini, dia ingin membuat atap yang lebih kokoh.

”Kayunya dikombinasiin sama bambu, seng pakai yang tebal, paku pakai yang baja, semennya buat nempelin ujung-ujung seng,” ujarnya.

Kampung deret

Apabila suatu saat nanti terkena dampak penataan bantaran sungai, ia pun merelakannya. Kendati tabungannya terkuras dan tidak ada kepastian apakah rumahnya itu terkena relokasi atau kembali tergerus banjir, Saun tidak mengkhawatirkannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com