Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi dalam Pusaran Krisis Pemimpin

Kompas.com - 31/01/2013, 00:17 WIB

Sejarah mencatat, pemimpin yang bijak adalah raja yang menyamar dan berinteraksi langsung dengan rakyatnya.

Bahkan dalam dongeng kuno di negeri manapun, raja lalim digambarkan sebagai seseorang yang enggan menemui rakyatnya dan lebih suka berpesta pora di dalam istana.

Untuk menyelesaikan masalah kerajaan, ia memanggil punggawa istana dan meminta pendapat dari mereka.

Selanjutnya, ia akan memerintahkan bawahannya untuk menyelesaikan persoalan itu lalu melanjutkan pesta pora di istananya.

Jika dianalogikan dengan situasi saat ini, sudah sangat sedikit sosok pemimpin yang mampu merefleksikan sosok raja bijak yang dirindukan rakyatnya itu.

Tidak salah bila, Indonesia tidak hanya mengalami krisis di satu dimensi sekaligus krisis berat dalam dimensi pemimpin yang merakyat.

Ketika muncul sosok pemimpin dengan kriteria penguasa bijak yang dekat dengan rakyatnya, ia justru menjadi sosok yang aneh sehingga perlu dicurigai.

Sosok itu menjadi pribadi baru yang aneh sekaligus dirindukan.

C.N. Cooley dalam bukunya menulis bahwa pemimpin adalah titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.

Pada dasarnya semua orang bisa menjadi seorang pemimpin, namun pada kenyataannya tidak semua orang berani menjadi seorang pemimpin.

Yang paling dibutuhkan oleh seorang pemimpin adalah berani mengambil sebuah keputusan dan bertanggungjawab atas apa yang ia putuskan tersebut.

Dan yang terjadi di Indonesia saat ini adalah krisis kepercayaan terhadap sosok seorang pemimpin.

Itu tak lepas dari kinerja pemimpin yang ada selama ini dianggap tidak sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan rakyat.

Lalu sosok pemimpin ideal bagaimanakah yang diinginkan rakyat Indonesia saat ini?

Mengapa Populer

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com