Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi dalam Pusaran Krisis Pemimpin

Kompas.com - 31/01/2013, 00:17 WIB

Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) Dr H Usman Yatim, MPd MSc, menganalisis pertanyaan mengapa Jokowi mencuat dan begitu populer?

"Semua bilang, dia punya karakter pemimpin ideal. Jokowi orang yang sederhana, tulus, tampil apa adanya, tidak muluk-muluk. Jokowi menjadi tokoh harapan karena dia mengedepankan hati nurani, sesuatu yang sangat langka di negeri ini," katanya.

Poin utamanya, Jokowi memiliki moralitas yang cukup layak dipercaya dengan menimbang rekam jejaknya selama tujuh tahun memimpin kota Solo.

Seperti diketahui, Jokowi mampu membawa perubahan terhadap kota yang sarat dengan unsur budaya keraton tersebut. Selain mengembangkan pasar tradisional dengan memanfaatkan petugas Satpol PP perempuan, Jokowi juga mampu mendorong Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk memproduksi mobil sendiri.

Bahkan, mobil karya SMK itu menjadi mobil dinasnya sebagai pengakuan terhadap karya rakyatnya sendiri.

Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ahmad Amin, berpendapat, pemimpin ideal adalah pemimpin yang mampu mengatur pemerintahannya dengan baik dan mendapatkan hati di masyarakat.

Ia menilai, Jokowi mampu meraih simpati karena sikapnya yang santun, merakyat, dan sederhana.

Bahkan Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute, Gun Gun Heryanto, mengatakan, Jokowi dengan segala kriterianya justru layak menjadi calon pemimpin bangsa.

Di sisi lain banyak yang kemudian khawatir gaya kepemimpinan Jokowi akan melahirkan lebih banyak pemimpin yang munafik.

Kehadiran Jokowi dengan segala sepak terjangnya mendorong para gubernur, bupati dan wali kota itu, saat ini mau tidak mau, suka tidak suka akan "meniru" gaya kepemimpinannya.

Mereka yang sedang menjabat akan mulai lebih banyak terjun ke lapangan bertemu dengan rakyat, berikut berpura-pura mencintai warganya.

Mengingat ini adalah masa ketika Indonesia mengalami krisis pemimpin yang benar-benar membumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com