Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecewa, Jokowi Ganti Kepala UPT Rusun

Kompas.com - 31/01/2013, 03:24 WIB

Ke depan, lanjut Basuki, pembangunan rusunawa akan dibuat seperti konsep perumahan. Artinya, sebelum rusun dibangun, calon penghuni sudah mendaftar. Begitu rusunawa diserahkan oleh developer, pendaftar tinggal menempati.

Dalam sepekan terakhir, Rusun Marunda diserbu penghuni baru, yaitu korban banjir di sekitar Waduk Pluit, Jakarta Utara. Hingga Rabu kemarin, tercatat lebih dari 780 orang yang mendaftar sebagai calon penghuni rusun, 300 pendaftar di antaranya telah tinggal di Rusun Marunda.

Bertolak belakang

Pemandangan itu bertolak belakang dengan situasi lima tahun sebelumnya. Sebanyak 1.900 unit dari total 2.600 unit kosong tak terhuni sejak selesai dibangun tahun 2007-2008. Tak sedikit kusen jendela dan pintu hilang dicuri, termasuk pipa serta perangkat jaringan listrik dan air. Praktik alih sewa atau alih penghuni secara ilegal marak.

Sejumlah penghuni mengaku dimintai uang ratusan ribu hingga jutaan rupiah oleh oknum pengelola sebagai tanda jadi masuk atau biaya perpanjangan izin sewa yang seharusnya gratis.

Mukhlis (38), penghuni Blok B Rusun Marunda, mengatakan, angkutan kota seharusnya bisa masuk hingga kawasan rusun. Namun, jam operasi angkutan kota hanya sampai pukul 16.00 karena berebut lahan dengan tukang ojek. ”Ongkos transportasi menjadi mahal. Penghuni yang umumnya berpenghasilan rendah pun keberatan,” ujarnya.

Reformasi birokrasi

Sebelumnya, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, yang juga pendiri Rumah Perubahan, Rhenald Kasali, mengatakan, agar reformasi birokrasi di internal Pemprov DKI Jakarta berjalan baik, butuh ketegasan bertindak dari pemimpin tertinggi, yaitu gubernur.

”Jika memang ada birokrat yang melakukan kesalahan fatal atau berulang-ulang, pecat saja dan gantikan dengan mereka yang masih muda, yang cerdas dan jujur. Ketegasan seorang pemimpin merupakan kepahlawanan dia untuk menyelamatkan warganya,” tutur Rhenald.

(NDY/FRO/mkn/NEL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com