Banjir hari Jumat (1/2) paling parah terjadi di RT 06 RW 07, Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur. Seperti laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, ketinggian luapan air mencapai 150 sentimeter sampai 200 sentimeter.
Kelurahan yang terendam antara lain Bidara Cina, Kampung Melayu, Cililitan, Cawang, Pengadegan, Rawajati, Kebon Baru, Bukit Duri, dan Manggarai.
”Banjir masih harus diwaspadai. Jangan sampai lengah sebab masih berpotensi terjadi, paling tidak bulan ini. Kami minta semua aparat di kelurahan siaga menyiapkan segalanya, termasuk sistem informasi dan tempat evakuasi pengungsi,” tutur Kepala Seksi Informatika BPBD DKI Jakarta Bambang Surya Putra.
BPBD meminta aparat kelurahan dan pemangku kepentingan lain juga mengevaluasi penanganan banjir yang terjadi. Menurut Bambang, persiapan harus menjadi prosedur operasi standar menghadapi banjir. Semua aparat terkait penanganan banjir juga harus aktif menyebarkan peringatan dini dan persiapan sebelum banjir.
”Tempat evakuasi harus disiapkan lebih baik dan manusiawi,” katanya.
Pascabanjir besar pertengahan Januari lalu, Pemerintah Provinsi DKI masih terus memperbaiki kondisi Waduk Pluit. Perbaikan difokuskan di pintu masuk air. Beberapa alat berat juga terus mengangkat sampah bercampur lumpur di mulut waduk.
Waduk seluas 80 hektar itu didesain melayani area seluas 2.083 hektar. Saat banjir, hampir semua pompa terendam. Luapan air waduk terjadi karena dampak tanggul Kanal Barat di Latuharhary jebol. Pemompaan air ke laut akhirnya terkendala sehingga lokasi sekitar waduk terendam berhari-hari.
Wakil Lurah Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Awang Angwari mengatakan, Minggu ini, warga akan bergotong royong membersihkan waduk.