Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Naik Taksi

Kompas.com - 17/04/2013, 03:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengingatkan masyarakat agar selalu waspada. Bila harus menggunakan taksi, pastikan menggunakan taksi yang jelas perusahaannya dan punya reputasi baik pelayanannya. Pilih taksi dari lokasi resmi mereka beroperasi, jangan naik taksi dari pinggir jalan.

”Jika malam hari, lebih baik menggunakan taksi yang dapat kita pesan melalui telepon dengan menghubungi perusahaan taksi. Jangan lupa meminta konfirmasi nama sopir atau nomor taksi yang akan dikirim perusahaan itu,” ujar Rikwanto di Jakarta, Selasa (16/4), saat ditanya tentang kasus perampokan yang menimpa Diansa Butar Butar (32), seorang penyanyi, saat menumpang taksi pada Rabu (10/4) pukul 23.00.

Uang tunai Rp 600.000, sebuah telepon seluler, dan emas seberat 20 gram milik Diansa dirampas sopir taksi beserta dua temannya.

Rikwanto mengakui, walaupun sudah beberapa kali kepolisian berhasil menggulung dan menangkap komplotan perampok bermodus atau bermodal taksi, tetap tidak tertutup kemungkinan terjadi kembali kejahatan di dalam taksi atau yang melibatkan sopir taksi.

”Ini karena tidak semua para pelaku kejahatan yang sudah menjalani hukuman penjara seratus persen jera dan tidak mengulangi perbuatannya. Karena itu, selain kami berupaya meningkatkan patroli dan menangkap pelaku kejahatan, kami juga tidak akan bosan mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan hati-hati,” katanya.

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Safrin Liputo menegaskan, taksi tanpa identitas tidak boleh beroperasi di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Aturan ini dibuat untuk memberikan kepastian keamanan penggunanya. Jika menemukan taksi tanpa identitas, petugas dinas perhubungan akan menghentikan dan menahan kendaraan tersebut.

”Jika ada taksi tanpa identitas masih beroperasi, hal itu terjadi karena pengawasan yang longgar. Petugas kami sangat sedikit. Kami tidak bisa mengawasi seluruh pergerakan taksi di Jakarta,” ujarnya.

Saat ini, terdapat 600 petugas Dinas Perhubungan DKI yang bertugas mengawasi pergerakan angkutan umum. Jika dibandingkan dengan jumlah taksi yang mengajukan izin mencapai 27.401 unit, yang berasal dari 37 operator angkutan taksi, jumlah petugas sangat sedikit.

Dirampok

Diansa ketika ditemui Kompas di rumahnya, di kawasan Kemayoran, Jakarta, kemarin, mengatakan, dirinya sama sekali tidak menyangka sopir taksi itu jadi perampok.

”Saya sering menggunakan taksi, karena baru selesai bekerja pada tengah malam. Namun, pada saat itu, taksi yang sering saya gunakan sedang ditumpangi orang lain. Oleh karena itu, saya pun langsung menyetop sebuah taksi yang sedang melintas di depan kantor,” ungkap Diansa.

Saat berada di taksi itu selama beberapa menit, ia mulai curiga. ”Taksi itu hanya berwarna putih polos dan tak menggunakan merek apa pun seperti biasanya. Selain itu, seluruh taksi itu menggunakan kaca gelap,” katanya.

Kecurigaan Diansa terhadap sopir taksi itu pun akhirnya terbukti. Sopir taksi tersebut tidak membawa Diansa ke rumahnya, tetapi tiba-tiba berhenti tepat di depan kantor Merpati, di Kemayoran. Tiba-tiba, sopir itu menekan tombol untuk membuka bagasi. Kemudian, kedua orang yang tidak dikenal ikut masuk ke dalam taksi dan segera merampas harta miliknya. Oleh perampok, Diansa diturunkan di dekat pintu III Pekan Raya Jakarta, Kemayoran. (K06/RTS/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com