Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Drainase Belum Memadai

Kompas.com - 03/05/2013, 03:21 WIB

Jakarta, Kompas - Hujan lebat dan merata nyaris sehari penuh pada Rabu (1/5) memicu banjir di beberapa titik di lima wilayah Jakarta, yang bertahan hingga Kamis (2/5). Sistem drainase yang tidak berfungsi maksimal dan sedikitnya kawasan resapan air diyakini menjadi penyebab.

Di Jakarta Selatan, tepatnya di Kelurahan Pela Mampang, sampai Kamis siang kemarin, air masih menggenangi jalan-jalan di tengah permukiman. Di pertemuan antara Jalan Bank Raya dan Jalan Bank II, yang terletak lebih rendah dari permukiman lain di kawasan yang sama, tersisa genangan setinggi 5-10 sentimeter (cm). Beberapa rumah di kawasan hunian yang cukup bagus ini masih dikotori lumpur.

Permukaan Sungai Krukut juga tinggi dan nyaris sama dengan Jalan Bank. Saluran air di kawasan itu cukup besar, tetapi dipenuhi air dan tak mengalir.

Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum (Kasudin PU) Jakarta Selatan Irvan Amtha sebelumnya menyatakan, banjir di Pela Mampang disebabkan tanggul Sungai Krukut sepanjang 5-8 meter jebol pada Rabu malam. Tanggul yang dibangun swadaya masyarakat di Jalan Canadiyanti jebol karena tak kuat menahan lonjakan volume air yang tinggi.

Di Jakarta Barat, genangan air setinggi 20-50 cm terjadi di Jalan Panjang, di perumahan Greenville, Kebon Jeruk.

Hal serupa terjadi di beberapa titik Jalan Daan Mogot, seperti di depan Gedung Samsat arah ke Kalideres. Tinggi genangan mencapai 50 sentimeter. Di depan gedung Indosiar, di Jalan Tubagus Angke ke Tambora dan sebaliknya, juga di depan perumahan Duta Emas, tinggi genangan air mencapai 20-50 sentimeter. Kemacetan panjang di titik-titik banjir itu tak terhindarkan.

Kasudin PU Tata Air Jakarta Barat Wagiman mengatakan, banjir kian meluas karena semakin berkurangnya daerah resapan air. Ia berpendapat, meningginya bangunan perumahan yang disertai bertambahnya penghuni tidak diimbangi dengan perbaikan dan penambahan saluran air, sementara kompleks perumahan, ruko, dan apartemen terus bertambah.

”Banyak lahan yang seharusnya menjadi kawasan resapan air berubah menjadi kawasan bangunan yang sebagian tidak memiliki tata air pembuangan yang baik. Akibatnya, air hanya berputar-putar dan lamban meresap ke tanah,” papar Wagiman.

Menurut Wagiman, mereka hanya akan memperbanyak saluran, mengeruk saluran lama, melengkapi sebagian lokasi dengan pompa air, serta membersihkan sampah. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berencana membangun Cengkareng Drain baru untuk mengurangi banjir.

Intensitas tinggi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com