Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek MRT Fase 2 Dikebut

Kompas.com - 04/05/2013, 03:20 WIB

”Sekali lagi, kami mendukung proyek MRT, tetapi MRT di bawah tanah, bukan layang,” kata Ngadiran dari Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia yang turut tergabung dalam Masyarakat Peduli MRT.

MRT layang diyakini bakal mengganggu estetika kawasan yang rata-rata lebarnya hanya 22 meter. Padahal, dalam aturan tata kota, untuk membangun MRT layang, lebar jalan di bawahnya minimal 40 meter. Proses pembangunan juga dikhawatirkan mengganggu aktivitas ekonomi rakyat di kawasan tersebut.

Saat mengadukan masalah keberatan terhadap rencana pembangunan MRT layang di Ombudsman Republik Indonesia, akhir Oktober 2012, Ngadiran mengatakan ada sekitar 8.000 pedagang tradisional dari sembilan pasar di Fatmawati yang khawatir terkena dampak negatif dari pembangunan MRT layang. Pasar-pasar itu antara lain Pasar Blok A, tiga lokasi pasar di kawasan Blok M, Pasar Cipete, Pasar Mede, dan ITC Fatmawati.

MRT layang Lebak Bulus-Bundaran HI yang mele- wati Fatmawati dikhawatirkan menekan jumlah kedatangan konsumen.

Beberapa orang yang turut berunjuk rasa menyatakan, Jokowi juga pernah menjanjikan akan mengkaji rencana proyek MRT ini bersama warga yang terkena dampak proyek secara langsung. Akan tetapi, tiba-tiba saja MRT layang disetujui dan segera mulai dibangun. Padahal, warga yang tinggal dan memiliki tempat usaha di sekitar lokasi proyek tetap menolaknya.

Menanggapi penolakan warga terhadap desain layang, Jokowi mengatakan bahwa itu hal biasa. Warga sah-sah saja menolak program pembangunan pemerintah.

”Ini hanya masalah komunikasi. Nanti saya temui, kita bisa bicarakan,” ujarnya.

Jokowi juga telah beberapa kali menggelar dengar pendapat dengan warga dan pengamat perkotaan. (FRO/NEL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com