Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditujukan ke Mahasiswa IISIP, Gas Air Mata Kena Balita

Kompas.com - 22/06/2013, 04:46 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Fabian Januarius Kuwado Mahasiswa menunjukkan selongsong peluru seusai kericuhan di depan Kampus IISIP Jakarta.
JAKARTA, KOMPAS.com — Kericuhan antara aparat kepolisian dan mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, di Jakarta Selatan, Sabtu (22/6/2013) dini hari, meluas. Akibat gas air mata yang ditembakkan polisi mengenai balita di permukiman warga di sebelah kampus, puluhan warga turut melawan polisi.

Pantauan Kompas.com, aksi saling serang antara polisi dan mahasiswa terjadi dua kali. Aksi pertama sekitar pukul 02.00 WIB, ketika polisi mendorong mahasiswa ke dalam kampus dengan menembakkan sebanyak empat atau lima kali gas air mata. Polisi pun lalu ditarik mundur ke seberang kampus.

Sekitar 20 menit kemudian, mahasiswa mencoba melakukan negosiasi dengan aparat kepolisian melalui Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa IISIP, Tintus Fromancius. Namun, aparat polisi bergeming. Mereka tidak menanggapi persuasif mahasiswa dan lebih memilih siaga di seberang.

Mahasiswa yang tidak diacuhkan polisi lalu berubah provokatif. Tidak berselang lama, kepolisian menembakkan lagi sebanyak empat atau lima kali tembakan gas air mata.

Namun, kali ini gas air mata petugas tidak hanya mengarah ke kampus, tetapi juga ke permukiman di sekitar. Amarah warga pun mencuat. "Woy polisi, gas air mata lu kena bayi di dalam," teriak salah seorang warga pemuda kepada polisi.

Di tengah asap gas air mata, seorang ibu keluar dari Gang Mushalla, persis di samping kampus itu,, sambil berteriak-teriak tampak setengah menangis. "Anak kecil saya kena gas, Bapak Polisi. Sudah ya cukup, cukup, jangan tembak," lanjut sang ibu.

Seusai teriakan sang ibu tersebut, belasan pemuda di sekitar pun marah. Mereka melempari polisi dengan batu. Namun, polisi tak membalas lemparan warga dan memilih mundur ke seberang kampus meninggalkan warga dan mahasiswa yang marah. Lambat laun, situasi depan kampus pun mereda.

Sekitar pukul 03.00 WIB, arus lalu lintas dari arah Depok ke Pasar Minggu yang semula lumpuh mulai berjalan lancar. Sisa-sisa aksi saling serang berupa batu, kayu, dan pecahan botol tampak berserakan di tengah jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingking Casis Bintara Nyaris Putus

    Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingking Casis Bintara Nyaris Putus

    Megapolitan
    Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

    Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

    Megapolitan
    Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

    Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

    Megapolitan
    Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

    Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

    Megapolitan
    Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

    Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

    Megapolitan
    Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

    Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

    Megapolitan
    Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

    Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

    Megapolitan
    Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

    Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

    Megapolitan
    Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

    Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

    Megapolitan
    Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

    Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

    Megapolitan
    Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

    Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

    Megapolitan
    Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

    Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

    Megapolitan
    Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

    Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

    Megapolitan
    Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

    Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

    Megapolitan
    Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

    Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com