Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Al Qaeda Indonesia Menerima Vonis 10 Tahun

Kompas.com - 27/06/2013, 13:50 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Terdakwa kasus terorisme sekaligus ketua gerakan Al Qaeda Indonesia Badri Hartono alias Toni divonis 10 tahun penjara. Dan, Badri menerima vonis tersebut.

"Badri menerima, Jaksa menerima, dan kita kuasa hukum juga menerima, jadi tidak akan ada banding," kata Ahyar, salah seorang anggota majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis (27/6/2013).

Vonis tersebut memang lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Rinie Hartatie, yakni 14 tahun, yang dibacakan pada Senin (27/6/2013) lalu.

Saat pembacaan vonis, majelis hakim menilai Badri tidak berbelit-belit dalam persidangan, mengakui perbuatan, menyesali perbuatan, dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Sementara itu, hal-hal yang memberatkan yaitu menghambat upaya pemerintah dalam pemberantasan terorisme.

Badri secara meyakinkan melanggar Pasal 15 jo Pasal 7 dan Pasal 15 jo Pasal 9 Peraturan Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 yang telah ditetapkan menjadi UU No 15 Tahun 2003.

"Dengan ini menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara terhadap terdakwa karena terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan percobaan pembuatan bahan peledak dan pelatihan militer," kata hakim ketua Musa Atif Aini, dalam pembacaan putusannya.

Badri merupakan pimpinan kelompok Al Qaeda Indonesia yang merencanakan sejumlah aksi teror di Jakarta. Badri dan beberapa anggotanya mahir merakit bom dan pernah mengikuti latihan teror di Poso, Sulawesi Tenggara.

Badri yang diringkus di Solo ini juga disebut sebagai anak buah dari Bagus Budi Pranoto alias Urwah. Urwah merupakan pengikut Noordin Mohammad Top yang terlibat kasus pengeboman Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton pada 17 Juli 2009.

Jaringan Al Qaeda Indonesia ini mulanya terungkap saat terjadi ledakan bom rakitan di sebuah rumah Jalan Nusantara, RT 04 RW 13, Beji, Depok, Jawa Barat, awal September 2012 lalu. Kelompok ini merencanakan sejumlah aksi teror di antaranya di Markas Korps Brimob Polda Metro, Kwitang, Jakarta Pusat, dan rencana menyerang komunitas Masyarakat Buddha terkait adanya penindasan kaum Muslim Rohingya di Myanmar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

    Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

    Megapolitan
    Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

    Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

    Megapolitan
    Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

    Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

    Megapolitan
    Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

    Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

    Megapolitan
    Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

    Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

    Megapolitan
    Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

    Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

    Megapolitan
    Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

    Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

    Megapolitan
    Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

    Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

    Megapolitan
    Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

    Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

    Megapolitan
    Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

    Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

    Megapolitan
    Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

    Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

    Megapolitan
    Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

    Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

    Megapolitan
    Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

    Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

    Megapolitan
    Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

    Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

    Megapolitan
    Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

    Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com