Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Buatkan Rumah Manajemen untuk Metromini

Kompas.com - 25/07/2013, 15:13 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memberikan rumah manajemen agar pengelolaan metromini lebih baik. Namun, hal tersebut baru dapat terlaksana setelah Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) diakuisisi menjadi badan usaha milik daerah DKI Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, Pemprov DKI sulit melakukan pengawasan terhadap metromini karena kepemilikannya masih perseorangan. "Pemiliknya kan banyak, perorangan. Satu-satunya jalan, diberi rumah manajemen," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Kamis (25/7/2013).

Selain memperbaiki manajemen, Jokowi meminta bus-bus metromini diremajakan. Menurutnya, bus-bus tersebut rata-rata telah berusia 30 tahun. Hal itu membahayakan penumpang dan sudah tidak laik jalan.

Oleh karena itu, saat ini Pemprov DKI tengah mempersiapkan pengadaan seribu bus berukuran sedang untuk mengganti unit bus yang lama dan sudah tua. Pengadaan bus baru ini diperkirakan terlaksana pada November 2013.

"Rumah manajemennya adalah mantan PPD. Dari situ mulai dikelola sopir dan busnya sehingga semuanya terkontrol, mulai dari oli dan remnya tidak seperti yang sekarang. Tapi, ini semua menunggu akuisisi PPD dahulu," ujarnya.

Jokowi menyebutkan, proses akuisisi PPD menjadi BUMD masih dalam proses di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Menurutnya, Kemenkeu telah menyetujui usul akuisisi itu dan tinggal menunggu proses administrasi.

Apabila PPD akan dijadikan BUMD di bidang transportasi, metromini akan dijadikan salah satu operator angkutan umum. Hal tersebut dilakukan agar pemilik sebelumnya tidak dirugikan.

Kinerja metromini menjadi sorotan karena pelayanannya tak kunjung membaik. Banyak bus metromini tidak laik jalan dan tak dilengkapi dokumen lengkap. Sementara itu, sopirnya kerap dilaporkan mengemudi secara ugal-ugalan.

Tiga siswi SMP, yaitu Rahmi, Revi, dan Bennity, mengalami cedera serius akibat ditabrak bus metromini yang dikemudikan WAS (35) di busway dekat halte transjakarta Layur, Jalan Pemuda, Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa (23/7/2013) sekitar pukul 16.00. Bennity akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Persahabatan. Adapun kedua rekannya dirawat di Rumah Sakit Antam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com