Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Belum Temukan Indikasi Korupsi Pemprov DKI

Kompas.com - 21/08/2013, 18:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi  Busyro Muqoddas mengakui, pihaknya menugaskan sejumlah personel untuk menyelidiki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Menurut dia, sejauh ini belum ada indikasi korupsi di Pemprov DKI.

"Sampai sekarang belum ada (indikasi korupsi) tuh," ungkap Busyro setelah menjadi pembicara dalam workshop bersama Pemprov DKI di Ruang Tempo Doeloe Bappeda DKI Jakarta, Rabu (21/8/2013).

Mengenai penyelidikan terhadap Pemprov DKI, Busyro menjelaskan, hal tersebut pertama-tama merupakan bentuk pencegahan, misalnya, penyalahgunaan anggaran. Pihaknya tak hanya menyelidiki Pemprov DKI, tetapi juga kementerian dan lembaga-lembaga pemerintah lain.

"Seperti kasus SKK Migas, kami kirimkan pesan ke sana bahwa kami siap membantu memperbaiki sistem supaya tidak berpotensi terjadi kasus korupsi atau yang lain," kata dosen Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, itu.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, ada tiga petugas KPK yang menyambanginya beberapa waktu lalu untuk menyelidiki adanya penyimpangan di dalam tubuh Pemprov DKI. Hingga saat ini, Basuki mengatakan belum mengetahui apakah ada penyimpangan atau tidak karena Karena pihak KPK merahasiakan data dan identitas narasumber dan sasaran.

"KPK menyelidiki persoalan aset bukan pejabat. Kita enggak ada yang digeledah, dan memang kita buka saja," kata Basuki.

Petugas KPK menyambangi Basuki pada Senin (19/8/2013). Menurut Basuki, saat itu KPK meminta izin untuk memeriksa laporan Pemprov DKI sejak tahun 2007.

Belum lama ini, Kejaksaan Agung berencana melakukan pemeriksaan terhadap Pemprov DKI berkaitan dengan temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang menunjukkan adanya rekening gendut empat pejabat Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta yang berkuasa sejak era Fauzi Bowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com