Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenggak Ginseng, 2 Warga Pademangan Tewas

Kompas.com - 23/08/2013, 23:25 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Korban tewas akibat minuman keras (miras) oplosan bertambah. Setelah 16 orang tewas di Kemayoran, Jakarta Pusat, kini dua warga Pademangan, Jakarta Utara, Supriyadi (39) dan Mulyadi alias Charles, meregang nyawa setelah menenggak minuman keras jenis ginseng.

Selain itu, ada satu orang lain, Ray Setiawan, yang masih kritis dan dalam perawatan intensif ICU Rumah Sakit Koja, Jakarta Utara.

"Dua korban ini meninggal setelah meminum miras jenis gingseng di warung yang sama," kata Kepala Polsek Pademangan Komisaris Andri Ananta, Jumat (23/8/2013).

Korban tewas dan kritis ini membeli miras dari warung milik Robert Sudrajat (55) di kawasan Jalan Budi Mulia, RT 14/RW 13, Pademangan Barat, Pademangan, Jakarta Utara. Kini Robert ditetapkan sebagai tersangka dan ia masih dalam pemeriksaan polisi.

Dari warung tersangka, polisi menyita sejumlah jeriken arak dan botol miras jenis gingseng oplosan yang siap jual. Polisi juga mengamankan uang tunai hasil penjualan miras oplosan sebesar Rp 112.000.

Kapolsek mengatakan, pelaku meracik miras dengan cara mencampurkan air PAM, alkohol 70 persen, pasta kue, dan perasa sintetik rasa pisang, jeruk, dan nangka. "Campuran itu dimasukkan ke jeriken ukuran 30 liter dan didiamkan selama satu hari. Akhirnya minuman tersebut menjadi ginseng," katanya lagi.

Andri menjelaskan, terungkapnya korban tewas karena miras oplosan berawal dari informasi warga setempat. Polisi yang mengetahui itu langsung menyelidikinya. "Laporan yang baru kami terima ada tiga korban, satu tewas. Kita masih mendalami kasus ini dan mendata korbannya," kata Andri.

Lebih lanjut, Andri mengatakan, Supriyadi tewas seusai menenggak miras pada Sabtu (17/8/2013). Saat itu, rekannya, Alfarizi, diminta oleh korban lainnya, Ray Setiawan, untuk membeli minuman ginseng di warung milik tersangka, seharga Rp 50.000. Korban kemudian mendapat satu botol ukuran 1,5 liter ginseng.

"Korban yang bernama Ray masuk rumah sakit, Senin (19/8/2013), dan sampai sekarang masih dalam kondisi kritis," katanya.

Tersangka Robert kepada wartawan mengaku sudah 11 bulan menjual racikan ginsengnya. Ia membeli alkohol dari toko kimia dan meraciknya dengan air PAM yang sudah dijual. Satu gelas biasa dijual Rp 7.000.

"Walaupun namanya ginseng, tapi nggak pake ginseng. Diganti dengan pasta berbagai rasa," kata Robert.

Dia mengaku tidak tahu pasti jumlah pelanggannya. Tetapi setiap hari memang ada saja yang membeli. Meski demikian, dia sendiri belum pernah meminum racikan yang dijualnya. Dari penjualan itu, dia mengaku tidak begitu mendapat penghasilan besar.

"Awalnya saya suka minum. Iseng-iseng meracik, akhirnya menjual," katanya yang awalnya jualan jamu seduh bungkusan.

Robert dijerat dengan Pasal 146 Ayat 2 jo Pasal 140 jo Pasal 86 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, subsider Pasal 136 jo Pasal 75 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan dan atau Pasal 196 jo Pasal 98 Ayat 2 dan 3 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan atau Pasal 204 KUHPidana dengan ancaman pidana di atas 5 tahun. (Fitriyandi Al Fajri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' di Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Megapolitan
Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Megapolitan
Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Megapolitan
Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Megapolitan
Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas 'Headway' KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas "Headway" KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com