Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arifin Beberkan "Drama" di Balik Penyekapan

Kompas.com - 18/09/2013, 21:42 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Arifin (49), salah satu korban penyekapan di ruko PT BJM, di Jalan Hayam Wuruk No 120 D, Taman Sari, Jakarta Barat, mengaku telah disekap sejak beberapa hari sebelum Lebaran 2013, tepatnya pada 5 Agustus 2013.

Selama 1,5 bulan disekap, dirinya disiksa habis-habisan di seluruh bagian tubuhnya, baik dipukuli, ditendang, maupun hanya diperkenankan buang air di ember, bukan di kamar kecil. "Tangan saya diborgol, kepala saya digetok berulang kali pakai pistol, dan saya diancam dibunuh," katanya di Mapolsek Metro Taman Sari, Rabu (18/9/2013).

Pria asal Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, ini pun mengisahkan penyebab dia sampai mengalami kejadian tragis tersebut.

Saat tanggal 5 Agustus itu, Arifin menghadiri sebuah acara pertemuan dengan para debt collector yang dipimpin oleh seseorang bernama Hendra, atas perintah seorang bosnya bernama Jacky. Setelah itu, dia dipaksa untuk ikut ke lokasi kantor PT BJM, yang kemudian menjadi lokasi penyekapannya.

Begitu tiba di lokasi, Arifin diminta menandatangani surat pernyataan yang berisi kewajiban membayar utang senilai Rp 500 juta. Di bawah tekanan siksaan, disertai todongan pistol dan pisau, pernyataan bermeterai itu pun ditandatanganinya.

Diakuinya, penyekapan dan penyiksaan itu bermotif penagihan utang yang tidak terbayarkan. Arifin meladeni jasa penagihan utang itu lantaran ingin menyelesaikan keterlibatannya atas sengketa utang usaha yang dilakukannya bersama beberapa rekannya di PT Andalan Global.

"Saya juga ke sini karena diajak kerja sama, saya seolah dijadikan sebagai jaminan utang, saya dihargai Rp 7 juta. Kekurangannya harus saya bayar, kalau tidak, saya tetap ditahan," ujar Arifin.

Selain menerima ancaman dihabisi atas keterlambatan pembayaran utang, Arifin juga dikenai denda senilai Rp 15 juta. Arifin berniat membayar utang tersebut. Melalui keluarganya, sudah ditransfer uang sebesar Rp 5 juta kepada para penagih.

Namun, karena jumlahnya kurang, Arifin terus disiksa, dipukuli, dan disekap, bahkan jika tidak menyetor pelunasan tagihan yang tertulis di surat pernyataan, dia diancam akan dibunuh pada Jumat (20/9/2013) pekan ini. "Saya mau dibunuh, mayat saya akan dilempar di tol, mereka juga tidak hanya gertak, karena mereka ngakunya sudah pernah melakukan itu," ucapnya lirih.

Aparat dari Polsek Metro Taman Sari menggerebek dan menyelamatkan Arifin beserta korban lainnya, Ahmad Zamani (32), Selasa (17/9/2013) sekitar pukul 22.00 WIB. Polisi mendapat informasi dari salah satu warga yang masuk melalui Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) setempat, sekitar pukul 20.00 WIB.

Saat kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Rabu sore, Arifin dan Zamani turut mengunjungi ruko tempat mereka disekap. Saat itulah Arifin tak kuasa membendung air matanya. Dengan terduduk di kursi sofa, dia tampak tak dapat berkata-kata dan sesekali memandangi tempat yang mungkin ingin dia lupakan selama-lamanya dari ingatannya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
2 Pasien Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Disebut Akan Jalani Operasi Tambahan

2 Pasien Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Disebut Akan Jalani Operasi Tambahan

Megapolitan
Terjaring Razia, Jukir di Minimarket: Saya Sudah Rentan, Tapi Harus Tetap Jadi Tulang Punggung Keluarga

Terjaring Razia, Jukir di Minimarket: Saya Sudah Rentan, Tapi Harus Tetap Jadi Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas di Kali Sodong, Efendy 'Video Call' Keluarga dengan Wajah Lebam

Sebelum Ditemukan Tewas di Kali Sodong, Efendy "Video Call" Keluarga dengan Wajah Lebam

Megapolitan
Korban Begal di Jakbar Sempat Minta Tolong Sopir Truk, Pinjam Ponsel Buat Hubungi Orangtua

Korban Begal di Jakbar Sempat Minta Tolong Sopir Truk, Pinjam Ponsel Buat Hubungi Orangtua

Megapolitan
Kapolsek Janji Tangkap Begal Calon Siswa Bintara di Jakbar dalam Dua Hari

Kapolsek Janji Tangkap Begal Calon Siswa Bintara di Jakbar dalam Dua Hari

Megapolitan
Jukir Liar yang Masih Bandel Akan Dikenai Sanksi Tindak Pidana Ringan

Jukir Liar yang Masih Bandel Akan Dikenai Sanksi Tindak Pidana Ringan

Megapolitan
Kondisi Lima Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di RS Bhayangkara, Masih Diobservasi Ketat

Kondisi Lima Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di RS Bhayangkara, Masih Diobservasi Ketat

Megapolitan
11 Jukir Liar Minimarket Terjaring Razia di Jaksel, Langsung Diberi Pembinaan di Lokasi

11 Jukir Liar Minimarket Terjaring Razia di Jaksel, Langsung Diberi Pembinaan di Lokasi

Megapolitan
Anggota DPRD DKI Minta Pemprov Kaji Izin Usaha Minimarket di Jakarta untuk Lindungi UMKM

Anggota DPRD DKI Minta Pemprov Kaji Izin Usaha Minimarket di Jakarta untuk Lindungi UMKM

Megapolitan
Sudirman Said Klaim Dipertimbangkan Maju Pilkada oleh Parpol Pengusung Anies-Muhaimin

Sudirman Said Klaim Dipertimbangkan Maju Pilkada oleh Parpol Pengusung Anies-Muhaimin

Megapolitan
DPRD Kota Depok Tak Larang 'Study Tour', tapi Sekolah Diminta Persiapkan Matang-matang

DPRD Kota Depok Tak Larang "Study Tour", tapi Sekolah Diminta Persiapkan Matang-matang

Megapolitan
Pemuda di Jakbar Dibegal Saat Hendak Tes Masuk Polisi, Tangan dan Kaki Dibacok Lalu Motor Digasak

Pemuda di Jakbar Dibegal Saat Hendak Tes Masuk Polisi, Tangan dan Kaki Dibacok Lalu Motor Digasak

Megapolitan
Dipergoki Korban, Maling Motor di Bekasi Tewas Dikeroyok Massa

Dipergoki Korban, Maling Motor di Bekasi Tewas Dikeroyok Massa

Megapolitan
Pasar Merdeka Bogor Akan Direvitalisasi Tahun Ini, Calon Kontraktor Masih Diseleksi

Pasar Merdeka Bogor Akan Direvitalisasi Tahun Ini, Calon Kontraktor Masih Diseleksi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com