Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik Ruhut dan Amien Rais, Jokowi Bilang Enggak Apa-apa

Kompas.com - 28/09/2013, 16:42 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak menganggap pernyataan pedas dari politisi Ruhut Sitompul dan Amien Rais sebagai serangan politik yang diarahkan kepadanya. Pria yang akrab disapa Jokowi itu menganggap kritik-kritik itu sebagai suatu koreksi positif baginya.

Saat berbicang-bincang dengan wartawan di sela-sela kunjungannya di sepanjang trotoar Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2013) siang, Jokowi menganggap kritik kedua tokoh itu sebagai koreksi atas apa yang telah dilakukannya.

"Nyerang gimana, ya ndak apa-apa. Wong mau kritik saya ndak apa-apa, silakan saja. Jangan dipikir berat-berat, sebagai koreksi buat kita pribadi sajalah. Buat saya, kritik saya pakai, masukan saya pakai, menyerang pun saya pakai. Pokoknya kalau baik ya saya pakai," ujarnya.

Jokowi membandingkan, kritik Ruhut dan Amien masih lebih baik ketimbang yang diterimanya selama menempuh jalur politik. Jokowi mengaku pernah mendapat serangan politik, bahkan menyangkut hal pribadi.

Jokowi menanggapi kritik-kritik pedas dengan santai. Ia menilai tidak ada gunanya membalas kritik dengan komentar tajam. Selain itu, Jokowi merasa telah bekerja sungguh-sungguh. "Kita kerja sajalah. Kalaupun ada yang begitu-begitu, kita terima dengan senang hati," katanya.

Selain menerima puja-puji dari para pendukungnya, Jokowi juga mendapat banyak kritik dari pihak lain. Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat, Ruhut Sitompul, menyebut bahwa Jokowi gagal mengatasi masalah kemacetan. Menurut Ruhut, prestasi mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo lebih baik ketimbang Jokowi. Ruhut juga menilai Jokowi tidak pantas menjadi presiden.

Selain itu, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais menyamakan Jokowi terpilih karena popoluer, sama seperti mantan Presiden Filipina, Joseph Estrada. Menurut Amien, Estrada terpilih sebagai presiden lantaran popularitas sebagai bintang film. Estrada akhirnya bertahan beberapa bulan memimpin Filipina saja, setelah digulingkan dan digantikan oleh Gloria Macapagal Arroyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com