"Kenapa operasi harus terbuka, kenapa diobok-obok begitu sih. Ini kan sama saja mengganggu para tamu, mereka (BNNP) bekerja tidak profesional," kata Ketua Umum PPRHUI Adrian Maelite di Jakarta, Senin (30/9/2013).
Menurut Adrian, pengusaha tempat hiburan malam sepakat dengan upaya BNNP memberantas dan mencegah peredaran narkoba. Namun, cara yang dilakukan hendaknya tidak seperti yang dilakukan selama ini.
Adrian menyarankan agar digunakan metode tertutup dan melalui proses penyelidikan terhadap pengunjung tertentu. Jangan dengan metode terbuka yang menyebabkan seluruh pengunjung yang tidak tahu-menahu merasa tak nyaman.
Adrian mengungkapkan, akibat razia dengan metode terbuka yang dilakukan oleh BNNP selama ini, jumlah pengunjungnya menurun hingga 40 persen.
"Razia ini tujuannya apa? Mau mematikan usaha, apa cari nama. Jadi ubah dong metodenya," jelasnya.
Untuk itu Adrian meminta BNN Pmengubah pola dan metode razia mereka.
Jika metode operasi secara terbuka terus dilakukan, menurut Adrian, dalam satu atau dua bulan ke depan, akan banyak tempat hiburan malam di Jakarta yang bangkrut dan gulung tikar.
Dalam beberapa bulan terakhir, BNNP DKI Jakarta getol menggelar razia secara acak di sejumlah tempat hiburan malam di Jakarta. Razia biasanya dilakukan di akhir pekan, yaitu pada malam Sabtu dan malam Minggu.
Dalam pelaksanaan razia, petugas BNNP biasanya juga didampingi oleh petugas dari kesatuan Polisi Milliter dan wartawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.