Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Humas PN Jakarta Timur: Tidak Ada Permintaan Benget Dirawat

Kompas.com - 01/10/2013, 22:15 WIB
Ratih Winanti Rahayu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Juru Bicara Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur Djaniko Girsang membantah kabar yang mengatakan bahwa Edward Sihombing, pengacara pemutilasi istri Benget Situmorang, telah berulang kali melayangkan permohonan agar Benget dirawat karena sakit.

"Kalau izin berobat ada aturannya, tapi sampai saat ini tidak diajukan surat resmi, tidak ada pelampiran surat keterangan Benget sakit sehingga harus dirawat," kata Djaniko, Humas Pengadilan Jakarta Timur, saat dihubungi wartawan, Selasa (1/10/2013).

Djaniko menambahkan, pihak majelis hakim tidak mengetahui bahwa Benget sakit. Majelis hakim baru mengetahui Benget sakit karena ketidakhadiran Benget pada sidang vonis yang pertama, Kamis (26/9/2013).

"Pihak majelis hakim baru tahu Benget sakit setelah yang bersangkutan tidak hadir di sidang vonis pertama. Saat itu, ada surat dari dokter, namun tidak dijelaskan sakit apa dan perlu dirawat atau tidak," ujarnya.

Hal tersebut membuat sidang diundur menjadi hari Senin (30/9/2013), dan menghadirkan Benget yang datang dengan kondisi lemas.

Menurut Djaniko, majelis hakim memutuskan untuk mengundurkan kembali sidang vonis dengan alasan kemanusiaan. "Hakim tidak tahu kondisi Benget, makanya mereka minta Benget dihadirkan, namun akhirnya diundur dengan harapan dia sudah sehat di sidang berikutnya," ujarnya.

Selain itu, lanjut Djaniko, sesungguhnya Kepala Rutan memiliki kewenangan untuk membawa warga binaannya ke rumah sakit tanpa izin dari pengadilannya. "Kalau Benget sakit, secara fisik, ia ada di rutan. Jadi, pihak rutan berhak membawa dia ke rumah sakit tanpa persetujuan pengadilan," ujarnya.

Sebelumnya, pengacara Benget, Edward Sihombing, mengatakan akan melaporkan majelis hakim dan jaksa karena memaksa menghadirkan Benget di persidangan dan tidak menghiraukan permintaannya agar Benget dirawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com