Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ujian Jokowi di Musim Hujan

Kompas.com - 10/10/2013, 07:16 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak mau jelang satu tahun kepemimpinannya ternoda. Masuk ke musim penghujan, Jokowi mempercepat program penanggulangan banjir di Jakarta. Bahkan, Rabu (9/10/2013), Jokowi meninjau satu per satu sejumlah proyek berjalan.

Jokowi mengawalinya dengan meninjau dua sumur resapan yang ada di Jalan Bonang, Menteng, Jakarta Pusat. Jauh dari sambutan hangat atau tenda acara, seperti kunjungan pejabat kebanyakan, Jokowi yangditemani Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Andi Baso dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Manggas Rudy Siahaan itu hanya disambut dengan bising suara mesin bor sumur.

Jokowi memastikan, November 2013 esok DKI memiliki 1.958 titik sumur resapan dengan kedalaman 60 hingga 200 meter. Jumlah tersebut meledak jika dibanding tahun sebelumnya, DKI hanya memiliki lima sumur resapan, itupun dangkal. Di tahun mendatang, Jokowi menargetkan membangun 4.000 sumur resapan dalam di Jakarta.

"Ada 200 titik genangan di Jakarta. Dengan sumur resapan dalam, diharapkan titik genangan itu menghilang. Saat ini 20 persen selesai," ujarnya di sela-sela tinjauannya ke sumur resapan yang menelan anggaran hingga Rp 150 miliar tersebut.

Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI, Andi Baso menambahkan, selain mengurangi genangan sumur resapan dalam berfungsi sebagai tempat penyimpanan air tanah. Jakarta yang permukaan nya telah tertutup beton menjadikan kualitas air tanah sangat jelek. Sumur resapan dalam itu berfungsi meningkatkan kualitas air di dalam tanah.

Normalisasi sungai

Usai sekitar 15 menit meninjau sumur resapan, Jokowi bergeser ke Kali Ciliwung, ruas Menteng, Jakarta Pusat kemudian ruas Kampung Melayu, Jakarta Timur. Sungai yang setiap musim hujan selalu menjadi momok bagi warga di sekitarnya itu tengah menjalani normalisasi. Dasar sungai dikeruk dan tepi sungai diperlebar serta dibangun turap.

Sejak empat bulan yang lalu, Pemprov DKI telah menormalisasi 4 dari 13 sungai besar di Jakarta. Langkah itu dianggap baik mengingat pengerjaannya yang membutuhkan banyak waktu dan tenaga.

Selain itu, Pemprov DKI juga melakukan pengerukan sebanyak 160 saluran penghubung dan 18 saluran sub makro (kali kecil di permukiman warga). "Setelah Idul Adha besok, kita percepat lagi. Ini ndak akan selesai tahun ini, karena berkelanjutan terus sampai di tahun mendatang," ujar Jokowi.

Kepala Dinas PU Manggas Rudy Siahaan mengatkui penyebab banjir di Jakarta bukan hanya karena sungai yang meluap, namun juga akibat drainase yang buruk. Namun, Dinas PU tidak secara khusus memprogramkan revitalisasi drainase. Menurutnya, peran tersebut telah dibantu dengan adanya ribuan sumur resapan dalam di DKI.

"Kita optimalkan dengan sumur resapan. Karena kalau bicara drainase, memang sudah overload karena buangan rumah tangga ke situ juga, jadi memang harus ada program khusus," ujar Manggas.

73 Pompa Rusak Pembangunan rumah pompa di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, adalah titik terakhir tinjauan Jokowi. Di titik inilah yang memegang peranan cukup penting dalam pengendalian banjir di Jakarta. Pasalnya, bencana banjir yang melanda DKI awal 2013 lalu, sedikit banyak disebabkan banyaknya pompa penyedot air ke dalam sungai, mengalami kerusakan. Setelah diinventarisir benar saja, dari 500 pompa, 73 di antaranya tidak bisa terpakai.

"Kalau pompa air mati, kan airnya menggenang, harusnya disedot terus dialiri ke laut, ini malah menggenang banjir di mana-mana," lanjut Jokowi.

Jokowi pun menargetkan kerusakan pompa itu November 2013 mendatang. Tidak hanya memperbaiki pompa, Dinas PU juga tengah membangun sebanyak 10 unit pompa yang terdiri dari 6 unit di Penjaringan dan 4 di Muara Baru. Jika seluruh pompa dipelihara baik, Jokowi pun yakin banjir di Jakarta bisa dikendalikan secara sedini mungkin.

Normalisasi waduk

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com