Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir 2013, Tol JORR W2 Kebon Jeruk-Ciledug Sudah Bisa Dilintasi

Kompas.com - 17/10/2013, 10:25 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ruas Tol Jakarta Outer Ring Road West 2 (JORR W2) Kebon Jeruk-Ciledug dapat dilintasi oleh umum pada akhir 2013 ini. Direktur PT Jakarta Marga Jaya Ngurah Wirawan mengatakan, setelah izin dari Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto keluar, pada Desember mendatang, jalan tol sepanjang 7 km itu dapat beroperasi.

"Jadi, yang bisa kami berikan, akhir tahun ini beroperasinya tol Kebon Jeruk-Ciledug," kata Ngurah kepada Kompas.com, Kamis (17/10/2013).

Ngurah yang juga merangkap sebagai Kepala Divisi Komunikasi PT Jakarta Toll Road Development mengatakan, secara teknis, konstruksi, struktur bangunan, dan semua pengerjaan sudah selesai hingga Ciledug. Selain menunggu Surat Keputusan (SK) Menteri Pekerjaan Umum, kata dia, operasional jalan tol tersebut masih menunggu pemeriksaan oleh Badan Pengatur Jalan Tol.

Saat ini, prosesnya sedang dalam tahap merapikan. Tahap itu meliputi penyelesaian perangkat rambu lalu lintas, pemasangan mesin di seluruh gardu tol, pelapisan, pemasangan marka jalan, dan landscaping atau pemberian tanaman di sepanjang jalan tol.

"Bayangkan sekarang dari Kebon Jeruk ke Ciledug cuma 25 menit, dan arah bolak-baliknya hanya satu jam," ujar Ngurah.

Untuk kerusakan jalan yang terdampak atas pembangunan ruas tol itu, kata dia, itu merupakan wewenang Dinas Pekerjaan Umum DKI, sedangkan untuk penataan lalu lintas telah dikoordinasikan dengan Dinas Perhubungan DKI.

Untuk melintas di ruas tol tersebut, setiap mobil dikenakan Rp 7.500. Pintu keluar di tol Kebon Jeruk-Ciledug akan ada di Meruya, Joglo, dan Ciledug di dua sisi.

Proyek ini sudah dimulai sejak 21 Oktober 2011 dan terbagi empat paket dengan total investasi Rp 2,2 triliun. Paket pertama dari Kebon Jeruk-Meruya, sedangkan paket kedua Meruya-Joglo. Paket Kebon Jeruk-Joglo ini berjarak sekitar 4 km. Sementara itu, paket ketiga adalah Joglo-Ciledug, dan paket keempat adalah Ciledug-Ulujami.

Untuk paket keempat, kata dia, masih ada permasalahan lahan belum terbebaskan. Pada paket empat, masih dalam proses penyelesaian atas lahan seluas 2,28 ha milik 130 warga di daerah Petukangan, Jakarta Selatan. Dia berharap, proses pembebasan lahan dapat sesuai dengan jadwal. Dengan beroperasinya JORR W2 nanti, kemacetan jalan dalam Kota Jakarta, khususnya tol dalam kota, diharapkan akan berkurang secara signifikan. Hal itu karena ruas tol tersebut akan tersambung dengan JORR W1 (Penjaringan-Kebon Jeruk) di sisi utara dan JORR W2 Utara Selatan (Ulujami-Pondok Indah).

Ruas tol ini, kata dia, sudah lama ditunggu oleh pengguna jalan tol baik pribadi maupun pengusaha angkutan. Selain itu, bus DAMRI airport dari Bekasi bisa lewat JORR lalu melewati JORR W2 dan berakhir di bandara. Begitu juga dengan arus kendaraan berat, tak perlu lagi melewati tol dalam kota.

Adapun proyek JORR W2 dikerjakan oleh empat kontraktor, yakni PT Wijaya Karya, PT Adhi Karya, PT Waskita Karya, dan PT Jaya Konstruksi. PT MLJ sebagai pemegang konsesi ruas itu sahamnya dimiliki 65 persen oleh PT Jasa Marga Tbk dan 35 persen oleh PT Jakarta Marga Jaya, anak usaha PT Jakarta Propertindo (BUMD DKI Jakarta). Proyek pembangunan JORR-W2 ruas Kebon Jeruk-Ulujami diperkirakan menelan dana investasi senilai Rp 2,2 triliun.

Tol yang akan membentang sepanjang 7,7 km ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan di tol dalam kota karena warga pengguna lalu lintas dari arah Bogor ataupun Cibubur menuju Bandara Soekarno-Hatta tidak perlu lagi melewati tol dalam kota ruas Cawang-Tomang. Diperkirakan akan ada 90.000 kendaraan per hari yang melewati JORR-W2.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Megapolitan
Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya 'Driver', demi Allah

Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya "Driver", demi Allah

Megapolitan
KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

Megapolitan
Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Megapolitan
PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

Megapolitan
Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

Megapolitan
DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

Megapolitan
Jadwal PPDB Kota Bogor 2024 untuk Tingkat SD dan SMP

Jadwal PPDB Kota Bogor 2024 untuk Tingkat SD dan SMP

Megapolitan
ART Diduga Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang, Pergelangan Kaki Patah dan Badan Sulit Gerak

ART Diduga Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang, Pergelangan Kaki Patah dan Badan Sulit Gerak

Megapolitan
Video Viral ART di Tangerang Lompat dari Lantai Atas Rumah Majikan, Polisi Selidiki

Video Viral ART di Tangerang Lompat dari Lantai Atas Rumah Majikan, Polisi Selidiki

Megapolitan
Maling Mengendap-endap Curi Motor di Toko Laundry Depok, Aksinya Terekam CCTV

Maling Mengendap-endap Curi Motor di Toko Laundry Depok, Aksinya Terekam CCTV

Megapolitan
Pria Paruh Baya Cabuli 11 Bocah di Bogor, KPAI Soroti Soal Predikat Kota Layak Anak

Pria Paruh Baya Cabuli 11 Bocah di Bogor, KPAI Soroti Soal Predikat Kota Layak Anak

Megapolitan
Mitigasi Bencana, Pemprov DKI Perbanyak RTH dan Transportasi Ramah Lingkungan

Mitigasi Bencana, Pemprov DKI Perbanyak RTH dan Transportasi Ramah Lingkungan

Megapolitan
Hotman Paris Sebut Teman Vina yang Diduga Kesurupan Tak Boleh Jadi Saksi

Hotman Paris Sebut Teman Vina yang Diduga Kesurupan Tak Boleh Jadi Saksi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com