Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Gusar Anggaran yang Sudah Dipangkas Muncul Kembali

Kompas.com - 17/10/2013, 16:28 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkejut begitu mengetahui ada sejumlah anggaran yang telah ia pangkas, tetapi muncul kembali setelah disahkan oleh DPRD DKI. Menurut Basuki, semua itu merupakan kesalahan sistem.

"Setelah saya coret anggaran setengah mati, saya marah-marah. Begitu masuk ke DPRD, keluar lagi semua anggaran yang saya coret," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (17/10/2013).

Untuk mengatasi itu, ia mendesak agar mulai tahun depan Pemerintah Provinsi DKI menerapkan sistem e-budgeting seperti yang pernah diterapkan oleh Bambang Dwi Hartono saat masih menjabat Wali Kota Surabaya. Melalui program itu, proyek yang sudah dihapus tidak bisa dimunculkan kembali.

Basuki mengatakan, apabila ada oknum DPRD DKI yang tidak terima dan marah dengannya, Basuki siap berdebat dengan oknum DPRD tersebut. Selain DPRD, menurut dia, tidak boleh ada suku dinas (sudin) atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang "bermain" bersama DPRD untuk memunculkan anggaran itu kembali.

"Kalau sampai ada, akan berhadapan dengan saya. Kalau sampai ada oknum di DPRD yang mau marah-marah, saya siap berantem sama mereka," kata Basuki.

Basuki menilai hal tersebut sebagai masalah serius. Menurut Basuki, semua nilai proyek di Jakarta terlalu mahal sehingga anggarannya perlu dipangkas. Ia meminta para pejabat DKI lebih teliti dalam mengusulkan anggaran dalam program mereka. Hal itu diperlukan karena Pemprov DKI telah bekerja sama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Badan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mewujudkan transparansi anggaran.

Dalam acara pengarahan kepada satuan kerja perangkat daerah di Balaikota Jakarta hari ini, Basuki menyindir sejumlah dinas, antara lain Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, serta Dinas Perumahan dan Gedung Pemda. Menurut Basuki, ada anggaran pembuatan taman yang terlalu mahal dan dirasa tidak perlu di Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI.

Basuki menyebutkan, Pemprov DKI tak perlu ngotot meraih peringkat pertama dalam Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) oleh Kementerian Dalam Negeri. Ia hanya mengharapkan pemerintahan dapat berjalan baik dan transparan.

Kepada para pejabat Pemprov DKI dan unit SKPD, ia mengatakan bahwa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan segera menyelesaikan permasalahan ini. Menurutnya, sebagian besar persoalan di Jakarta menyangkut angka-angka dan melibatkan rakyat banyak.

"Makanya, kami sangat serius. Infrastruktur kita banyak, kalau dibantu dengan pelayanan yang baik, akan semakin baik. Saya harap, melalui rakor ini, kita wujudkan Jakarta Baru," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com