Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Komentari Perbuatan Asusila Siswa SMP 4

Kompas.com - 28/10/2013, 11:46 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, permasalahan video asusila yang terjadi di SMP Negeri 4, Jakarta Pusat, dapat terjadi di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Oleh karena itu, menurut dia, di sebuah daerah harus ada orang yang dapat menjadi contoh yang baik bagi para bawahannya.

"Ini jadi persoalan bangsa, dan harus kita perbaiki. Makanya saya bilang harus ada orang yang jadi showcase," kata Basuki di Monas, Jakarta, Senin (28/10/2013).

Showcase itu yang dimaksud adalah adanya seseorang yang dapat dijadikan model untuk mempertontonkan gambaran kepada bawahannya dan masyarakat bahwa pejabat publik tidak berlaku seperti itu. Apabila pejabat atasnya sudah benar, kata dia, maka orang-orang di bawahnya juga akan benar dan bertindak sesuai apa yang dilakukan oleh "kepalanya".

"Makanya yang orang di bawahnya otomatis bisa ikut atasannya, itu saja sih," ujar Basuki.

Mantan Bupati Belitung Timur itu juga baru mengetahui bahwa Kepala SMP Negeri 4 baru beberapa hari menjabat sebagai kepala sekolah. Oleh karenanya, ia urung untuk meminta Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto memecat kepala sekolah tersebut, meski sebelumnya telah menginstruksikan Taufik melakukan hal itu.

Lalu apakah DKI akan memanggil kepala sekolah sebelumnya? "Hmm... Ini soal pembinaan. Kepala dinas yang urusi pembinaan," ujar Basuki.

Untuk pembinaan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta (Disdik DKI) Taufik Yudi Mulyanto mengatakan bahwa awal November ini, Disdik DKI akan mengumpulkan semua kepala sekolah tingkat SMP untuk pengarahan. Selain kepala sekolah, orangtua murid, dan komite sekolah juga akan dikumpulkan.

Materi dalam pertemuan itu akan diberikan oleh psikolog seks Zoya Amirin, psikolog pendidikan Arief Rahman, dan psikolog serta aktivis HIV-AIDS Baby Jim Aditya. Rencananya, pertemuan itu akan dilaksanakan di Jakarta Pusat.

Dosen Universitas Negeri Jakarta itu mengharapkan, setelah pertemuan itu dilaksanakan, tidak ada hal serupa terulang kembali. Selain itu, Disdik DKI juga berencana mengadakan rehabilitasi kepada siswa lainnya yang tidak terlibat video tersebut.

Rehabilitasi kepada para siswa itu diyakininya dapat meminimalkan dampak psikologis yang dialami mereka yang tidak terlibat secara langsung. Sementara itu, para pelaku video asusila telah diberikan sanksi sesuai dengan bobot kesalahan, serta edukasi mengenai kesalahan yang telah dilakukan.

Pihak sekolah juga telah mengembalikan siswa pria kepada orangtuanya untuk dipindah ke sekolah lain. Adapun pihak siswi hingga saat ini belum memenuhi panggilan sekolah.

Kasus tersebut terungkap setelah orangtua siswi SMP Negeri 4 melaporkan bahwa anaknya dipaksa berhubungan intim dengan seorang temannya. Kejadian tersebut sengaja direkam dengan telepon genggam temannya yang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com