Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Ini Derita Penyakit Langka "Septicaemia"

Kompas.com - 08/11/2013, 09:23 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Apyasatya Wandalawangi (Arya), bayi berumur 1 bulan 3 minggu, menderita penyakit langka septicaemia, atau keracunan darah. Sejak dilahirkan pada 14 September 2013, dia belum pernah keluar dari RS Hermina, Ciputat.

Alat ventilator terus terpasang untuk membantunya bernapas. Penyakit ini diketahui mengarah ke overdrive serius dari sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan serangkaian reaksi yang dapat menyebabkan peradangan luas dan pembekuan darah yang menyebabkan disfungsi pada organ tubuh dan kematian.

Orangtua Arya, pasangan Purwanto dan Ade Sri Irmawanti, hanya bisa pasrah dengan nasib putranya itu. Mereka belum mampu mewujudkan saran dokter agar memindahkan Arya ke rumah sakit yang lebih memiliki peralatan lengkap.

"Seharusnya Arya segera dirujuk, sebab pihak RS Hermina sudah tidak mampu lagi menangani Arya karena di dalam kepala Arya masih terus terjadi pendarahan," ujar Purwanto kepada Kompas.com, Kamis (7/11/2013).

Menurut Purwanto, dana yang harus dikeluarkan untuk pengobatan Arya—berdasarkan pengalaman dokter yang pernah menangani penyakit serupa—mencapai ratusan juta. Hal tersebut menjadi pertimbangan mengapa dia belum berani memindahkan putranya itu ke rumah sakit lain. "Kalau sampai ratusan juta sepertinya saya juga enggak sanggup," ucap dia lirih.

Lelaki yang sehari-harinya bekerja sebagai tenaga honorer di lembaga non-kementerian tersebut mengaku pasrah dengan nasib anak keduanya tersebut. Ia mengaku sampai saat ini masih bisa bertahan karena dorongan dan donasi dari teman-temannya yang menguatkan dan meyakinkan dia untuk berjuang demi buah hatinya itu.

Berbagai penggalangan dilakukan untuk kesembuhan Arya, seperti melalui forum komunitas Kaskus Outdoor Adventue Nature Clubs yang melakukan penggalangan donasi untuk kesembuhan Arya sampai tanggal 10 November mendatang. Saat ini sudah terkumpul sekitar Rp 6,9 juta untuk membantu kesembuhan bayi mungil Arya. Sementara itu, tagihan rumah sakit sudah mencapai Rp 40 juta.

Arya harus segera dipindahkan ke ruang perawatan yang memiliki fasilitas seperti PICU, seperti CT Scan, karena Arya harus bisa bernapas secara mandiri terlebih dahulu tanpa bantuan ventilator.

Semoga lekas sembuh, Arya....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com