Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Jadikan Jakarta Pusat Budaya Nusantara dan Ikon Baru Pariwisata

Kompas.com - 11/11/2013, 10:21 WIB
advertorial

Penulis

Meskipun lebih dikenal dengan kota metropolitan, Jakarta tak pernah bisa lepas dari budaya Betawi. Buktinya, hingga saat ini, ondel-ondel masih sering digunakan sebagai ikon seni dan budaya yang mewakili kota Jakarta. Selain itu, ajang pemilihan Abang None pun masih terus diminati oleh para generasi muda.

Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam memajukan kota Jakarta melingkupi berbagai macam aspek, salah satunya adalah seni dan budaya. Melestarikan kesenian dan budaya Jakarta merupakan hal yang tak kalah pentingnya dengan upaya mengurangi kemacetan dan mengendalikan banjir.

Saat ini, Pemprov DKI Jakarta tengah merevitalisasi kawasan Setu Babakan di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Selama hampir 10 tahun, Setu Babakan telah ditetapkan sebagai cagar budaya Betawi. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta tidak tanggung-tanggung dalam mengalokasikan dana revitalisasi Setu Babakan, yaitu senilai Rp 260 miliar. Dana tersebut digunakan secara bertahap untuk proses revitalisasi yang akan memakan waktu dua tahun, yaitu Rp 160 miliar untuk tahun ini dan sisanya untuk tahun depan.

Pengembangan karakter kota berciri khas Betawi dilakukan secara menyeluruh. Bahkan, Pemprov DKI Jakarta juga memberlakukan peraturan untuk mengenakan pakaian adat Betawi kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak Januari 2013. Lebaran Betawi atau acara-acara khas lainnya pun akan terus diselenggarakan sebagai upaya pengenalan dan pelestarian budaya Betawi.

Pada Oktober 2013, Pemprov DKI Jakarta juga menggelar kegiatan pasar malam (night market) yang didominasi dengan hidangan khas Betawi, setiap hari Sabtu di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan, tepatnya di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta. Nantinya, semua terminal bus yang ada akan didesain dengan ciri khas budaya Betawi, agar kota Jakarta memiliki ciri khas dan keunikan yang tak ada di kota lainnya.

Revitalisasi tak hanya akan dilakukan di Setu Babakan, tetapi juga di kawasan Kota Tua yang memiliki nilai sejarah tinggi. Penataan ini dilakukan secara bertahap demi mendukung rencana Pemprov DKI Jakarta untuk menjadikan Kota Tua sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Hingga saat ini, Pemprov DKI Jakarta masih mempersiapkan semua persyaratan untuk pembentukan KEK yang membutuhkan proses yang cukup panjang dan rumit.

Biaya pembentukan KEK Kota Tua sendiri baru akan mulai dianggarkan pada tahun 2014. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta mengusulkan untuk mengalokasikan anggaran dana sebesar 2,5% dari total jumlah APBD DKI Jakarta.

Langkah pelestarian budaya Betawi lainnya adalah pembangunan Masjid Raya Jakarta yang tak akan kalah megahnya dengan Masjid Istiqlal dan Jakarta Islamic Centre. Masjid raya ini akan dibangun di tanah seluas 17 hektar di Kampung Duri Kosambi, Jalan Daan Mogot km 14,5, Jakarta Barat. Anggarannya sudah dipersiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta dan akan mulai dibangun tahun 2013 ini. Yang akan membedakan Masjid Raya Jakarta dengan masjid besar lainnya adalah desain dan ciri arsitek bangunan yang mengambil khazanah budaya betawi.

Pemprov DKI Jakarta juga berupaya untuk memperkenalkan ibu kota ke dunia internasional. Belum lama ini, Jakarta menjadi tuan rumah pada ajang lari maraton bertaraf internasional yang diikuti oleh 5.500 pelari dari dalam dan luar negeri. Rencananya, ajang lari maraton ini akan ditetapkan sebagai acara tahunan.

Untuk mengetahui program Pemprov DKI Jakarta lainnya, silakan kunjungi http://www.jakarta.go.id. (adv)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com