Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepak Merpati di Langit Jakarta

Kompas.com - 17/11/2013, 10:25 WIB

Meski demikian, merpati atau burung dara dekat dalam keseharian orang Betawi. Hal itu, misalnya, tergambar dalam topeng Betawi. ”Burung dara, misalnya, ada dalam perumpamaan: Orang kate laki bini kayak dua sayap burung dara. Kalau satu patah, nyusruk deh....”

Nasib permainan burung merpati di Jakarta, kata Rizal, tak ubahnya permainan layang-layang, semakin lama semakin jarang bisa disaksikan. ”Buat saya, permainan merpati ini tak ubahnya sebuah barometer. Kalau permainan merpati ini hilang dari lingkungan kita, itu artinya kita semakin kehilangan taman hijau dan ruang publik. Ini tanda peringatan bagi kita,” kata Rizal.

Hal tersebut dibenarkan para pehobi merpati. Idealnya ”arena” burung ini adalah lahan datar yang luas. ”Kan ngeri ngebayangin burung yang lagi dilatih keserempet motor,” ujar pehobi.

Isyarat sang dara

Benar. Jakarta memang ruang hidup yang keras untuk merpati. Deddy Kurniawan Halim, pakar psikologi lingkungan, mencatat tiga faktor polusi lingkungan yang mengusik kehidupan sang dara. Faktor itu adalah kebisingan, udara/debu, dan visual (asap, teritorial/gedung). Ketiga faktor itu memengaruhi iklim mikro habitat burung-burung.

”Pohon yang tadinya berfungsi untuk memoderasi suhu panas Jakarta saat ini hilang tergantikan embusan udara panas AC bangunan dan pantulan beton yang justru semakin menaikkan suhu udara perkotaan sehingga burung pun tidak lagi bisa mendarat,” kata Deddy, penulis buku Psikologi Lingkungan Perkotaan itu.

Perlu dicatat, suhu permukaan atap beton di Jakarta berkisar 80-90 derajat celsius pada siang hari. Deddy mengingatkan pentingnya ruang terbuka hijau dalam kehidupan masyarakat di kota besar. Manusia urban, kata Deddy, dihadapkan pada banyak tuntutan hidup.

”Hal itu bisa menimbulkan directed attention fatigue. Dan ini bisa mengakibatkan agresivitas tinggi, orang gampang ngamuk. Tuntutan itu bisa dinetralisir dengan ruang terbuka hijau,” kata Deddy yang juga menulis Human Perception on Green Psychology in Public Spaces: A Comparative Studies between French & Indonesians Living in the Cities.

Menurut Deddy, ruang terbuka hijau pada dasarnya mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi sosial, mental, dan fisik. Para pehobi burung merpati yang berbagi rasa bahagia bersama dalam suasana guyub di ruang terbuka itu adalah contoh fungsi sosial dari ruang terbuka hijau.

Begitulah, di kesesakan Jakarta, warga menerbangkan merpati, melepas kepusingan hidup.

(MYR/XAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com