Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Dorong BUMD Bangun "Giant Sea Wall"

Kompas.com - 24/11/2013, 18:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan melakukan percepatan pembangunan megaproyek giant sea wall atau bendungan raksasa. Ia mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan mendorong Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk terlibat dan membangun proyek warisan mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo tersebut.

"Arahnya akan ke sana," kata Jokowi, di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (24/11/2013).

Kendati demikian, lanjut Jokowi, megaproyek giant sea wall masih harus melalui proses kalkulasi yang sangat panjang. Adapun kalkulasi yang dimaksud Jokowi adalah perhitungan dengan melihat berbagai aspek. Antara lain aspek ekonomi, aspek kesehatan, dan aspek lingkungan.

Setelah kalkulasi tersebut rampung, Jokowi optimis dapat memulai pengerjaan Giant Sea Wall secepatnya.

Ia merencanakan, proses kalkulasi dan studi kelayakan berlangsung selama tahun 2014. Sehingga, DKI dapat memulai pembangunan di tahun 2015 mendatang. "Semuanya masih proses. FS (feasibility study atau studi kelayakan) nya saja belum kok," kata Jokowi.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mencontohkan beberapa BUMD yang rencananya dilibatkan dalam pembangunan giant sea wall. Mereka adalah PT Pembangunan Jaya Ancol dan PT Jakarta Propertindo.

Wagub yang akrab disapa Ahok itu mengungkapkan pemerintah pusat maupun Pemprov DKI mengutamakan keterlibatan badan usaha milik negara (BUMN) dan BUMD sebagai pelaksana proyeknya. Namun, tidak menutup kemungkinan pula bagi pihak swasta nasional maupun investor asing untuk terlibat di dalamnya.

Apabila BUMN dan BUMD tidak mampu sepenuhnya membiayai pelaksanaan proyek ini. "Kami utamakan BUMN dan BUMD dulu. Kalau enggak sanggup, baru ajak (investor) lokal atau luar negeri," kata Basuki.

Rencananya, mega proyek giant sea wall akan menggunakan skema kerja sama pemerintah-swasta (public-private partnership/PPP) dalam pelaksanaannya. Pemerintah pusat dan Pemprov DKI dibantu oleh tenaga ahli dari Pemerintah Belanda dalam melakukan studi kelayakan.

Studi kelayakan tersebut diharapkan bisa secepatnya selesai karena lelang proyek yang bernilai sekitar Rp 200 triliun ini rencananya akan dibuka pada Mei 2014. Giant sea wall ini merupakan salah satu gagasan mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo untuk menjaga bahaya rob dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air bersih.

Ada jalan melingkar di atas giant sea wall dan pusat pertumbuhan ekonomi baru. Sebelum prediksi rob di seluruh pantai utara Jawa terjadi, proyek ini harus sudah selesai. Selama proyek giant sea wall belum berjalan, Pemprov DKI dalam waktu dekat membangun pabrik penjernihan air di Curug, Karawang, Jawa Barat.

Proyek ini merupakan solusi jangka pendek memenuhi kebutuhan air bersih Jakarta dan solusi jangka panjang adalah membangun giant sea wall.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com