Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadisdik DKI Bantah Kebocoran Soal Ujian Lelang Kepsek

Kompas.com - 16/12/2013, 16:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto membantah berbagai tudingan tentang kebocoran soal ujian lelang kepala sekolah. Kasus itu ditengarai menguntungkan kepala sekolah definitif atau yang telah lama menjabat.

"Kenyataannya di hasil akhir tes kompetensi bidang itu hasilnya variatif dan ada objektivitas. Kepala sekolah definitif ada yang nilainya jelek," kata Taufik kepada Kompas.com, Senin (16/12/2013), di Jakarta.

Ia mengatakan, tak sedikit pula peserta yang sebelumnya belum pernah menjabat kepala sekolah dan mendapat nilai memuaskan. Semua itu, kata Taufik, merupakan hasil pembelajaran para peserta. Apabila sebagian besar kepala sekolah definitif mendapat nilai baik, berarti kepala sekolah itu memang mengikuti proses belajar dengan baik. Proses belajar itu ada yang melalui metode belajar sendiri, berkelompok, dengan internet, dan sebagainya.

Taufik mengatakan, materi ujian lelang kepala sekolah tidak hanya uji materi kompetensi bidang. Ada juga tes psikologi, teknis, dan komputerisasi. Tak hanya itu, kisi-kisi maupun bayangan contoh soal telah dapat diakses di website resmi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah (LP2KS).

"Bukan berarti soal ujian itu bocor, enggaklah. Sama saja kayak pas ulangan matematika, materi ujiannya pecahan, kisi-kisi menjumlah pecahan. Boleh latihan kisi-kisi itu, tapi soal ujiannya belum tentu angkanya sama," kata mantan Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda DKI tersebut.

Taufik mengatakan belum pernah bertemu dengan serikat guru yang mengadukan kasus tersebut. Rencananya, Dinas Pendidikan DKI Jakarta bersama Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta akan melaporkan klarifikasi isu tersebut kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Adapun laporan pelaksanaan lelang jabatan kepala sekolah secara rutin ia sampaikan melalui pesan singkat kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

"Saya hanya mengungkapkan fakta versi saya saja seperti ini, realita dan secara faktual," kata Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com