Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 4.000 Bus Datang di Jakarta

Kompas.com - 06/01/2014, 20:11 WIB

Bertahun-tahun masalah transportasi Ibu Kota belum dapat diselesaikan. Laju pertambahan kendaraan pribadi timpang dengan sarana jalan yang bertambah sangat lambat. Sementara pembatasan kendaraan pribadi belum dapat dilakukan karena armada angkutan yang terbatas dan tidak semuanya memadai.

Tahun 2014 barangkali bisa menjadi awal perbaikan. Sebab, tahun ini, Pemerintah Provinsi DKI membeli 4.000 bus yang terdiri dari 3.000 bus sedang dan 1.000 bus transjakarta. Tujuannya, untuk menguasai separuh layanan angkutan umum yang ada saat ini. Dengan demikian, pengawasan dan peningkatan layanan dapat dilakukan lebih mudah.

Semua bus baru itu nantinya dikelola langsung oleh PT Transjakarta, yang baru berubah bentuk dari badan layanan umum daerah. Namun, sampai hari ini, PT Transjakarta belum memiliki struktur organisasi usaha. Pembentukan PT Transjakarta ini telah disetujui DPRD DKI Jakarta dalam sidang paripurna pada 30 Desember 2013.

Belum cukup

Namun, apakah cukup dengan mendatangkan 4.000 bus baru, lalu persoalan transportasi Jakarta bisa diselesaikan? Tentunya tidak. Masih ada beberapa hal yang belum terjawab setelah pengadaan bus itu. PT Transjakarta yang belum terbentuk organisasinya diragukan bisa menjalankan peran sebagai badan usaha. Sebab, belum jelas siapa yang akan masuk dalam struktur PT Transjakarta. Jika yang masuk ke dalam PT Transjakarta kalangan pemerintahan, maka mereka belum memiliki pengalaman menjadi operator bus.

Yoga Adiwinarto, Country Director Institute for Transportation and Development Policy Indonesia, berpendapat, membenahi transportasi Ibu Kota bukan sebatas menguasai separuh angkutan umum. "Tetapi, bagaimana menyediakan angkutan yang dapat diandalkan dan kualitasnya bagus. Saya pikir tidak masalah pengelolaan transjakarta diserahkan kepada swasta sepanjang pengawasan dari PT Transjakarta cukup ketat dan jelas," kata Yoga.

Dia menyarankan PT Transjakarta menjalankan peran pengawasan dan sistem ticketing, penjadwalan, serta sistem informasi. Menurut Yoga, peran itu lebih rasional dilakukan PT Transjakarta ketimbang memainkan peran baru, sementara pengalaman di bidang itu belum ada.

Persoalan berikutnya adalah rekrutmen sopir dan karyawan transjakarta. Siapakah mereka yang nantinya duduk dalam PT Transjakarta, yang menjadi pengelola sekaligus operator ribuan bus? Sebagian kalangan menuntut mereka harus berasal dari kalangan profesional karena PT Transjakarta menjadi garis depan pelayan publik di bidang transportasi berbasis bus.

Lalu, bagaimana juga dengan operator bus yang sebelumnya menjalin kerja sama dengan Unit Pengelola (UP) Transjakarta? Operator bus sedang pun perlu dilibatkan karena akan hadir 3.000 bus baru. Peran swasta, lanjut Yoga, sebaiknya tidak dihapus sama sekali karena mereka juga pemangku kepentingan dalam sistem transportasi di Jakarta.

Adapun langkah pemerintah untuk mengambil alih sebagian peran swasta beralasan. Selama ini banyak ditemukan kasus bus yang tidak layak pakai sebelum waktunya. Kasus terbakarnya bus, bahkan ban lepas ketika dalam perjalanan, beberapa kali terjadi. Peristiwa seperti ini tentu membahayakan keselamatan dan mengganggu kenyamanan penumpang. Padahal, UP Transjakarta, sebelum berubah jadi perseroan terbatas, selalu memberikan dana perawatan bus kepada operator.

Bahan bakar

Belum berhenti di sini, persoalan berikutnya yang belum terjawab adalah belum adanya jaminan ketersediaan bahan bakar gas. Sebab, 4.000 bus baru yang dibeli DKI tersebut berbahan bakar gas. Saat ini di seluruh wilayah Jakarta baru tersedia 12 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG).

Keberadaan SPBG ini saja belum cukup memenuhi kebutuhan 669 bus transjakarta, pegawai pemerintah yang mulai menggunakan gas, bajaj, dan taksi.

Pekan lalu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menagih komitmen PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara terkait SPBG di Jakarta. Penambahan SPBG sangat penting untuk memenuhi kebutuhan angkutan umum berbahan bakar gas.

Pengadaan 4.000 bus baru di Jakarta merupakan hal positif. Hanya, langkah itu belum menjadi jawaban untuk mengatasi karut-marut masalah transportasi. (Andi Riza Hidayat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com