Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Korban Hilang setelah KM Sahabat Tenggelam

Kompas.com - 23/01/2014, 19:10 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sembilan orang penumpang masih belum ditemukan pasca tenggelamnya Kapal Motor Sahabat di Pulau Damar, sebelah timur Kepulauan Seribu, Selasa (21/1/2014) siang. Kepala Kantor Syahbandar Utama Tanjung Priok Kapten Arifin Soenarjo meralat, jumlah penumpang di dalam kapal adalah 141 orang, sebanyak 22 orang di antaranya anak buah kapal.

"Sebanyak 9 dari 141 orang penumpang KM Sahabat yang tenggelam di perairan Kepulauan Seribu, Selasa kemarin, belum ditemukan. Hingga kini, 2 kapal milik Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) dan satu lainnya milik Basarnas, masih lakukan pencaharian terhadap para korban hilang," kata Arifin, Kamis (23/1/2014).

Dari 9 orang hilang tersebut, 4 orang di antaranya merupakan anak buah kapal (ABK) dan 5 orang lainnya penumpang umum. Keempat orang ABK itu adalah Deni Firmansyah, kadet yang sedang magang di kapal; Budi Anto Surya (mandor kapal), Ashari (petugas kantin), dan Agus Sulistiono (Masinis I). Adapun identitas penumpang hilang masih belum diketahui secara pasti. Mereka diduga merupakan pekerja kontraktor di Provinsi Bangka Belitung yang hendak bekerja ke sana.

Arifin menuturkan, kapal itu berangkat dalam kondisi cuaca relatif bagus dengan ketinggian ombak hanya 1 meter. Setelah berlayar hingga 22 mil di break water Pelabuhan Tanjung Priok, cuaca berubah memburuk dengan ketinggian ombak mencapai 3 meter.

Sekitar pukul 12.10, kapal diterjang ombak setinggi 3 meter sebanyak 5 kali dan menyebabkan posisi kapal miring ke kanan. Pada pukul 12.30, dilakukan persiapan life part dan pembagian life jacket. Pada oukul 12.45, nakhoda kapal Kapten Yozef memerintahkan untuk meninggalkan kapal.

Sebelum kapal terguling, nakhoda maupun ABK tidak sempat melakukan panggilan radio untuk memberikan tanda bantuan karena situasi yang panik. Hal itu berakibat mereka terapung sekitar 4 jam lamanya. Para awak kapal tersebut baru ditolong oleh kapal TB sejahtera dan SV Gagak sekitar pukul 17.00.

Kesembilan orang uang hilang itu diduga melompat dari kapal. "Karena dari keterangan kapten, waktu meninggalkan kapal sudah tidak ada orang di dalam," kata Arifin.

Menurut Arifin, dalam waktu satu minggu ke depan akan dilakukan pencarian oleh tim SAR. Bila dalam sepekan belum juga ditemukan, pihaknya berharap pelabuhan sekitar maupun kapal lain yang menemukan korban hilang tersebut dapat menginformasikan. Adapun kepada korban maupun keluarga korban hilang, pihak perusahaan pemilik Kapal, Perusahaan Pelayaran Bukit Merapin Nusantara Lines akan bertanggng jawab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com