KOTAWARINGIN TIMUR, KOMPAS.com - Alur Sungai Mentaya di bawah Jembatan Bajarum kini telah dibuka untuk pelayaran. Jembatan itu sempat ditutup untuk pelayaran setelah ditabrak kapal tongkang, Desember tahun lalu.
Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang meminta pemilik kapal, tongkang, mapun pemilik muatan untuk menaati peryaratan berlayar. "Semua syarat harus ditaati untuk mengamankan jembatan yang masih belum selesai diperbaiki ini," kata Teras saat meninjau lokasi di Desa Bajarum, Kota Besi, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Minggu (26/1/2014).
Alur pelayaran hanya dapat dilewati pukul 06.00-17.00. Pergerakan tongkang, minimal 2 km sebelum dan 2 km sesudah jembatan harus disertai kapal tarik dan dua kapal pandu dengan kapasitas mesin masing-masing 500 PK.
"Kecepatan dibatasi maksimal 4 knot dan sebelum melintas, pemilik kapal, pemilik muatan pun harus menandatangani surat pernyataan bagi akibat secara langsung atau tidak langsung terhadap jembatan," kata Teras.
Selain itu, nakhoda dan anak buah kapal harus bersertifikat. "Situasi dan kondisi pelayaran selalu dimonitor provinsi. Jika ada hal yang mengancam jembatan, alur itu akan ditutup lagi," kata Teras.
Mengenai sanksi jika persyaratan itu dilanggar, kata Teras, izin kapal akan dicabut. Sampai saat ini, jembatan masih belum dapat dilalui oleh kendaraan roda empat karena material untuk perbaikan masih tertahan cuaca buruk di Semarang.
Jembatan itu berfungsi menghubungkan Kota Palangkaraya dengan Sampit. Truk-truk masih tampak mengantre sepanjang 2 km untuk naik kapal feri guna menyeberangi sungai Mentaya. "Sudah sejak semalam saya antre di sini," ujar Ian (23), sopir truk bernomor polisi DA 9196 AK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.