Kondisi tersebut menyebabkan antrean kendaraan mencapai 3 kilometer, mulai pintu gerbang Legenda Wisata sampai Plaza Cibubur. Demikian pula jalur sebaliknya dari arah Plaza Cibubur menuju Cileungsi. Kendaraan mengular dengan kecepatan tak lebih dari 10 kilometer per jam. Antrean panjang ini, selain disebabkan banjir di Jalan Alternatif, juga terdapat tiga putaran balik (U turn) yang semakin menambah kacau keadaan.
Bram, penghuni Perumahan Kota Wisata yang hendak berangkat kerja, terpaksa menempuh jalur alternatif melalui rute Jalan Ciangsana menuju Kompleks Rumdis (Perumahan Dinas TNI Angakatan Laut) dan tembus di Ujung Aspal, Jatisampurna, Bekasi.
"Antrean terjadi sejak di dalam kompleks Perumahan Kota Wisata menuju gerbang utama hingga exit gate. Saya harus menempuh waktu selama 30 menit hanya untuk keluar gerbang perumahan," ujar Bram kepada Kompas.com, Selasa siang.
Hal senada dikatakan penghuni Perumahan Kota Wisata lainnya, Ahmad Djauhar. Pemilik akun Twitter @eljeha ini bahkan sempat mengabadikan banjir di Jalan Alternatif tersebut seusai mengantar keluarganya beraktivitas.
"Speechless... tadi lewat Jl Alternatif buat nganter, sekarang balik ke rumah malah kena macet," ujar Djauhar.
Banjir yang melanda beberapa ruas Jalan Alternatif Cibubur bukan kali ini saja terjadi. Namun, hari ini memang paling parah. "Dulu ketinggian air masih sebatas mata kaki, sekarang setinggi lutut orang dewasa. Ini karena drainase yang tersumbat tak kunjung diperbaiki, sementara area di sisi kiri kanan Jalur Transyogi terus saja dibangun tanpa kendali," imbuh Bram.
Sampai saat ini Jalan Alternatif merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan antara Kota Jakarta dan kawasan penyangga yang sedang pesat perkembangannya, yakni Cibubur-Cileungsi. Jalan membentang sepanjang 6 kilometer mulai dari pintu keluar tol Cibubur hingga perempatan Cileungsi ini merupakan prakarsa Menteri Dalam Negeri periode 1993-1998, Yogie Suardi Memet, dalam mempersiapkan wacana Jonggol sebagai ibu kota negara Republik Indonesia.
Atas dedikasinya tersebut, akses ini kemudian dinamai Jalan Transyogi. Seiring berjalannya waktu, pembangunan infrastruktur tersebut menjadi karpet merah bagi pengembangan dan pembangunan properti di sekitarnya. Terdapat pengembang-pengembang kakap macam Ciputra Group, Sinarmas Land Group, Suryamas Duta Makmur Group, Agung Sedayu Group, dan Brasali Group, yang memanfaatkan akses ini.
Mereka membangun CitraGran Cibubur, Kota Wisata, Legenda Wisata, Mahogany Residence, GRand Cibubur Country, dan The Address.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.