Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusup ke Balaikota, Mahasiswa Protes Jokowi "Nyapres"

Kompas.com - 18/03/2014, 11:10 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar delapan orang mahasiswa yang mengatasnamakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) secara diam-diam masuk ke pelataran Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa (18/3/2014) pagi. Mereka berteriak-teriak menyampaikan sejumlah tuntutan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Pantauan Kompas.com, semula, hanya empat orang mahasiswa datang di depan halaman Balaikota, sekitar pukul 10.15. Tiga orang memegang spanduk bertuliskan "Jokowi Jangan Lari dari Tanggung Jawab Transjakarta dan BKTB", sedangkan seorang lainnya berteriak-teriak ke arah kantor sang gubernur DKI.

"Kami menuntut agar Gubernur Jokowi Widodo menyelesaikan kasus transjakarta dan BKTB," teriaknya.

Aksi para mahasiswa sempat tidak diketahui pengamanan dalam Balaikota. Sekitar lima menit berteriak-teriak, pengawal pribadi Gubernur melaporkan aksi mahasiswa kepada petugas pengamanan dalam. Beberapa saat kemudian, Pamdal Balaikota datang serta mengajak para mahasiswa demi berkomunikasi secara baik-baik.

Petugas mencoba menggiring para mahasiswa ke luar dari Balaikota. Namun, para mahasiswa menolaknya. "Kami datang baik-baik ya Pak, kami ini aksi damai," ujarnya sambil bergeming.

Mahasiswa itu bahkan melilitkan spanduk tuntutan ke teman-temannya agar para petugas sulit untuk memisahkan para mahasiswa tersebut. Salah satu polisi yang ikut menertibkan aksi tersebut tampak kesal lantaran mahasiswa tidak mau beranjak pergi. Dia menarik spanduk itu agar tak melilit mahasiswa supaya mudah menggiring, tetapi upaya itu gagal. Petugas hanya mendorong ke luar dari Balaikota.

Selama petugas sibuk mengurus keempat mahasiswa tersebut, muncul empat mahasiswa lain ke halaman Balaikota. Mereka meneriakkan tuntutan yang sama dengan empat mahasiswa sebelumnya. Dengan pola yang sama, petugas pun menggiring mereka keluar. Pukul 10.40, sejumlah mahasiswa tersebut berada di luar.

Dalam siaran pers yang mereka bagikan kepada wartawan, para mahasiswa menuntut agar Jokowi menuntaskan kasus dugaan korupsi pengadaan bus transjakarta dan BKTB.

"Kami minta Joko Widodo selaku pucuk pimpinan di DKI Jakarta dan sebagai dalang intelektual dalam kasus ini bertanggung jawab atas kelalaian yang dilakukannya," tulis mahasiswa dalam keterangan tertulisnya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com