Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Cabe-cabean" akibat Tuntutan Reputasi

Kompas.com - 02/04/2014, 09:42 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Banyak yang menyebabkan munculnya fenomena "cabe-cabean" saat ini. Bisa karena akibat tuntutan reputasi dalam suatu kelompok, bisa juga karena remaja saat ini terpengaruh gaya artis di televisi.

Psikolog dari Universitas Indonesia, Wimarini Wilman, mengatakan, remaja saat ini masih dalam tahap mencari identitas. Mereka juga sangat mudah terpengaruh lingkungan.

"Saat ini, banyak remaja laki-laki yang memiliki motor dan kemudian motor itu dijadikan identitas hingga muncullah geng-geng motor. Nah, remaja wanita ikut terpengaruh teman-teman lelakinya. Jadilah "cabe-cabean". Remaja wanita itu ingin menunjukkan reputasinya dalam satu kelompok (geng motor) tersebut," kata Wimarini kepada Kompas.com, Rabu (2/4/2014).

Menurutnya, reputasi tidak hanya ditunjukkan melalui perilaku dan cara berpakaian, seperti bercelana pendek. Reputasi juga ditunjukkan melalui barang-barang yang biasa dipakai atau dimiliki teman sebayanya.

Dorongan untuk selalu ingin memiliki apa yang dimiliki teman-teman sebayanya inilah yang membuat "cabe-cabean" menjual dirinya.

"Mungkin mereka dapat informasi dari satu sumber bahwa ada satu cara yang bisa mendatangkan banyak uang dengan cepat, yaitu dengan menjual diri," katanya.

Selain itu, "cabe-cabean" ini bisa saja terpengaruh oleh artis yang ada di televisi. "Bukan berarti semua artis itu jelek. Tapi, kan kalau kita lihat di infotainment, kan kelakuan artis begitu. Hidupnya glamor. Hal ini kalau ditonton mereka bisa mereka jadikan contoh juga," tuturnya.

Oleh karena itu, Wimarini berharap bukan hanya orangtua dan guru yang berperan aktif dalam mencegah meluasnya "cabe-cabean", melainkan juga seluruh lapisan masyarakat. Orangtua jangan hanya menasihati atau memberi wejangan soal nilai-nilai agama, tetapi juga harus mencontohkan dalam bentuk perilaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Megapolitan
Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Megapolitan
Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com