Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas Kebersihan Janjikan Sungai Jakarta Bebas Sampah

Kompas.com - 03/04/2014, 11:50 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Dinas Kebersihan DKI Jakarta menargetkan sungai dan saluran air di Ibu Kota bebas sampah pada 2015 mendatang. Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Penanganan Sampah Badan Air, Jalur, dan Taman Dinas Kebersihan DKI Jakarta Budi Karya mengatakan, pihaknya telah memasang trap (alat penyaring sampah) di permukaan kali.

"Awal Januari 2015, 128 kali di Jakarta bersih dari sampah," kata Budi, kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (3/4/2014).

Menurutnya, sebanyak 1.200 trap portable telah dipasang di permukaan kali. Alat itu dapat dipindah-pindah sesuai kebutuhan. Contohnya, jika Kali Mookevart sudah bersih dari sampah, maka trap dapat dipindah dan dipasang di Kali Angke atau kali lainnya.

Selain memasang trap, Dinas Kebersihan DKI juga memberdayakan masyarakat yang menetap di pinggir kali. Mereka diberi honor tiap harinya sebesar Rp 80.252.

Pihaknya telah merekrut sebanyak 1.600 tenaga honorer untuk membersihkan kali. Jumlah itu, kata dia, masih belum mencukupi. Sebab, tenaga honorer yang dibutuhkan mencapai 3.100 pekerja. Jumlah 1.600 tenaga honorer itu hanya mampu membersihkan sampah sebanyak 100 ton dari total 300 ton sampah.

Ribuan tenaga honorer itu, lanjut dia, memiliki tiga fungsi, yakni memungut sampah di kali, menjaga sampah, serta petugas kampanye dilarang membuang sampah di sungai atau kali.

Dinas Kebersihan juga mengklaim telah memasang sebanyak tiga ekskavator di hulu Kanal Banjir Timur (KBT), hilir KBT, serta di pintu air Manggarai. Rencananya, pihaknya akan membeli sebanyak lima amfibius yang berfungsi untuk mengeruk sampah di dalam lumpur.

Ia juga akan menambah perahu styrofoam keranjang sampah. Melalui upaya itu, Budi mengatakan, target sungai bersih dari sampah pada 2015 dapat tercapai.

"Paling sampah yang tersisa nanti hanya sampah darat, akibat pohon, kertas, atau barang organik lainnya yang tertiup angin kemudian jatuh ke sungai," kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com