Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kesadaran Bahaya Rokok Rendah

Kompas.com - 30/04/2014, 19:05 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama meminta organisasi-organisasi perempuan untuk lebih aktif lagi menggiatkan kampanye bahaya rokok di lingkungan keluarga. Ia menilai, saat ini masih banyak ibu-ibu, terutama dari keluarga ekonomi lemah, yang kurang tanggap terhadap bahaya rokok di tengah keluarga mereka.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara Peringatan Hari Kartini 2014 dan Penganugerahan kepada Para Tokoh Wanita Indonesia yang diselenggarakan oleh Wanita Indonesia Tanpa Tembakau, di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (30/4/2014).

"(Kelompok) perekonomian menengah ke bawah, kesadaran ibu-ibunya makin kecil. Suami ngerokok, punya anak dan bayi, suaminya ngerokok di depan TV, padahal rumahnya kecil. Karena itu, kita butuh pendekatan-pendekatan yang seperti ini untuk mendidik supaya mereka tahu bahaya rokok," kata pria yang akrab disapa Ahok itu.

"Waktu banjir kemarin kita banyak temukan suaminya santai merokok di dalam rumah, eh istrinya juga senyum-senyum saja menyusui anaknya," katanya lagi.

Lebih lanjut, Basuki juga mengomentari tentang cara pandang sebagian anggota masyarakat bahwa rokok merupakan bagian dari kejantanan. Padahal, kata dia, rokok adalah penyebab seseorang menjadi tidak jantan.

"Sekarang tak cuma laki-laki, perempuan juga banyak yang merokok. Sudah jadi model gaya hidup. Saya juga gitu waktu kuliah, kalau tidak merokok dibilang bancilah, apalah, kurang jantanlah. Jadi orang merasa harus merokok kan," ujar pria asal Belitung itu.

"Kenapa cuma gara-gara rokok dibilang jantan? Justru gara-gara rokok jadi tidak jantan. Kan sudah dituliskan ada bahaya impotensi," tukasnya.

Dalam acara tersebut, Basuki bersama Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi memberikan penghargaan kepada para perempuan yang telah berjasa membangun dan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.

Sejumlah tokoh yang menerima penghargaan adalah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari, Ketua Yayasan Sulam Indonesia Triesna Jero Wacik, Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur Nina Kirana Soekarwo, artis senior Titiek Puspa, Sumarjati Aryoso, Indar Wamindari, dan seorang pramudi wanita bus transjakarta, Suhaeni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com