Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT JM Akui Rute Monorel Tak Efektif, tetapi Bisa Jadi Solusi Macet

Kompas.com - 24/05/2014, 15:30 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur PT Jakarta Monorail (JM) Jhon Aryananda mengakui bahwa rute monorel Jakarta merupakan rute yang tidak efektif menjaring penumpang karena tidak menghubungkan titik asal ke titik tujuan. Namun, dia tak sepakat pada penilaian bahwa rute monorel Jakarta hanya akan menjadi rute makan siang mall to mall.

Menurut dia, monorel tetap akan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta karena daerah-daerah yang akan dilalui merupakan kawasan macet. Namun, tentu saja, itu pun harus ditunjang dengan transportasi umum lainnya yang mampu mendukung layanan tersebut.

"Tidak ada transportasi massal yang bisa berdiri sendiri. Misal dari rumah ke poin A, kemudian dari poin A ke poin B naik apa? Masa pakai mobil pribadi lagi? Jadi, harus ada integrasi transportasi publik. Dari rumah ke poin A, kemudian dari poin A ke poin B," katanya dalam acara Kompasiana Nangkring bareng PT JM, di Kuningan City, Jakarta, Sabtu (24/5/2014).

Menurut Jhon, pemerintahlah yang bertugas dan memiliki wewenang untuk menyediakan angkutan umum yang layak jalan. Ia opimistis hal tersebut dapat direalisasikan.

"Itulah tugas dan wewenang dari Pemerintah Provinsi DKI yang dikoordinasikan dengan Kementerian Perhubungan untuk merencanakan semua itu. Bagaimana menyediakan bus-bus sedang yang berangkat dari perumahan," paparnya.

Menurut rencana, ada dua rute yang nantinya akan dilayani monorel Jakarta. Yang pertama jalur hijau (Kuningan-Gatot Subroto-SCBD-Senayan-Pejompongan-kembali ke Kuningan) yang ditargetkan akan beroperasi pada 2016.

Jalur kedua ialah jalur biru (Mal Taman Anggrek-Tomang-Cideng-Tanah Abang-Karet-Mal Ambassador-Tebet-Kampung Melayu) yang ditargetkan akan beroperasi pada 2017.

Banyak pengamat yang menilai, kedua rute tersebut tidak akan efektif menjaring penumpang karena hanya akan berputar-putar di dalam kota. Seharusnya, kata mereka, monorel melayani rute yang menghubungkan kawasan-kawasan perumahan di pinggiran Jakarta ke kawasan perkantoran di tengah kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com