Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memungut Sampah, Membersihkan Bogor...

Kompas.com - 02/06/2014, 10:34 WIB
Ambrosius Harto Manumoyoso

Penulis

Ketua Kwarcab Kota Bogor Ade Syarif Hidayat mengatakan, mendukung kegiatan jalan sehat diadakan secara rutin. Dengan begitu, siswa akan selalu diajak mencintai lingkungan. Dari memungut sampah bisa dikembangkan misi pemilahan dan teknik mengolah sampah agar bisa diterapkan di keluarga.

Kegagalan Sejarah membuktikan, Bogor selalu dianggap sumber masalah banjir Jakarta saat Ciliwung meluap. Tudingan yang wajar jika dikaitkan dengan pengelolaan sampah yang masih amburadul.

Janganlah lupa, pada 2007, Bogor dijuluki ‘kota terjorok’. Namun, Kota Hujan yang berkategori sedang pernah juara Adipura 1986, 1987, dan 1989. Kegagalan menjuarai Adipura ditambah julukan terjorok jelas merupakan tamparan yang seharusnya membuat orang Bogor terhina.

Sayangnya, cuma sebagian yang tergerak dan beraksi. Antara lain, KPC yang memulai dengan kegiatan sederhana yakni memungut sampah sejak 15 Maret 2009. Kegiatan terus berlangsung dan rutin setiap Sabtu. Tujuannya, mengajak masyarakat bantaran Ciliwung di Bogor tidak lagi membuang sampah sembarangan yang dapat memperparah banjir di hilir (Jakarta).

Dalam setahun, paling sedikit 1.200 karung sampah bisa dipungut. Diasumsikan, dalam setahun ada 52 minggu yang notabene setara jumlah kegiatan.

Dengan begitu, di setiap kegiatan berhasil dikumpulkan 23 karung penuh sampah. Namun, dalam kegiatan rutin memungut sampah, yang terlibat paling tidak 10-20 orang. Artinya, amat jauh dibandingkan jika ada lomba.

Dengan demikian, sebenarnya, titik berat kegiatan bukan pada sedikit atau banyak sampah yang bisa dipungut. Yang utama adalah warga mau berkegiatan secara berkesinambungan.

Saat lomba, peserta amat banyak. Namun, kegiatan rutin, peserta amat sedikit. Apakah Warga lebih terpesona dengan lomba yang berhadiah daripada membangun kesadaran bersih lingkungan? Mengapa begitu sulit menjadikan gerakan sederhana sebagai aktivitas massal yang rutin?

Ciliwung membentang 117 kilometer dari hulu di Kabupaten Bogor kemudian melintasi Kota Bogor, Kota Depok, dan hilir di DKI Jakarta. Di sepanjang aliran, KPC pernah mendata ada 251 lokasi penumpukan sampah di sepanjang sungai. Ini menandakan masyarakat bantaran tidak peduli dengan Ciliwung.

Kondisi serupa terjadi di jalan-jalan di Kota Bogor. Masih banyak ditemukan tumpukan sampah yang tidak terangkut. Orang masih buang sampah sembarangan. Tong sampah terkadang tidak penuh atau pernah sampai membludak karena isinya tidak terangkut.

Menjadi terlihat bahwa persoalan sampah harus menjadi perhatian serius. Jika sudah tidak ada kepedulian, bagaimana mungkin mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang baik dan lestari? 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Pengemudi Ojol di Marunda Dibegal dan Motor Dibawa Kabur, Polisi Buru Pelaku

Pengemudi Ojol di Marunda Dibegal dan Motor Dibawa Kabur, Polisi Buru Pelaku

Megapolitan
Remaja di Depok Dibacok Gangster, Polisi: Pelaku Salah Sasaran

Remaja di Depok Dibacok Gangster, Polisi: Pelaku Salah Sasaran

Megapolitan
Mau Maju Pilkada Bogor, Sespri Iriana Dinasihati Jokowi Tidak Buru-buru Pilih Partai

Mau Maju Pilkada Bogor, Sespri Iriana Dinasihati Jokowi Tidak Buru-buru Pilih Partai

Megapolitan
Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk 'Busway' di Pluit, Kadishub: Bisa Ditilang dan Denda Rp 500.000

Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk "Busway" di Pluit, Kadishub: Bisa Ditilang dan Denda Rp 500.000

Megapolitan
Ketika Warga Dipaksa Angkat Kaki dari Kampung Susun Bayam...

Ketika Warga Dipaksa Angkat Kaki dari Kampung Susun Bayam...

Megapolitan
Ibu Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar, Bukti Runtuhnya Benteng Perlindungan oleh Orangtua

Ibu Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar, Bukti Runtuhnya Benteng Perlindungan oleh Orangtua

Megapolitan
Berkas Lengkap, Siskaeee Cs Segera Diadili Terkait Kasus Pembuatan Film Porno

Berkas Lengkap, Siskaeee Cs Segera Diadili Terkait Kasus Pembuatan Film Porno

Megapolitan
Nasib Perempuan di Kemayoran Layani 'Open BO' Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Nasib Perempuan di Kemayoran Layani "Open BO" Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com