Menurut informasi yang ia terima, pada dasarnya keberadaan LRT hampir sama dengan monorel, yakni sama-sama cocok digunakan untuk rute jarak pendek yang berada di pusat kota. Namun, LRT memiliki sedikit keunggulan, yakni biaya perawatan (maintenance) yang lebih murah.
"Orang Singapura bilang kalau maintenance lebih murah ketimbang monorel. Itulah kenapa Singapura pilih LRT untuk feeder MRT-nya, bukan monorel. Tidak mungkin dong Singapura salah, soalnya wilayahnya kecil. Kalau salah bahaya karena tidak mungkin mereka bolak-balik bangun. Wilayahnya kan sudah padat," ujarnya di Balaikota Jakarta, Jumat (6/6/2014).
Selain itu, menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, LRT dapat beroperasi di jalur yang menyilang karena relnya terbuat dari besi layaknya kereta biasa. Sementara itu, monorel menggunakan jalur beton, jadi tidak dapat melalui jalur yang menyilang.
"Jadi, LRT ini pada dasarnya sama kayak kereta, cuma dia lebih pendek. Jadi, lebih fleksibel kalau belok-belok di antara gedung-gedung. Cocok untuk jarak-jarak pendek," ujarnya.
Bila rencana tersebut dapat disetujui, Ahok mengaku bahwa proyeknya tak memerlukan kajian lagi. Pasalnya, kajiannya itu telah mencontoh yang ada di Singapura.
"Tidak usah kajian lagi kalau Singapura sudah pakai, berarti memang paling benar. Dia kan sudah kaji, ngapain ngabisin duit dan waktu untuk kaji. Mau studi apa lagi, habis duit berapa? Capek! Mending tinggal nyontek aja," ujarnya.
"Paling nanti bedanya cuma di masinis doang. Kalau di Singapura sudah tidak pakai masinis, kalau di kita masihlah," katanya lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.