Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPS yang Direkomendasi Pemungutan Suara Ulang Dimenangkan Prabowo

Kompas.com - 14/07/2014, 16:55 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Panitia Pengawas Pemilu Jakarta Timur merekomendasikan pemungutan dan penghitungan suara ulang (PSU) di TPS 80 yang berada di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Di TPS yang terjadi ketidaksinkronan surat suara dan pemilih itu, dimenangkan oleh pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Hatta Rajasa.

Pada TPS ini, pasangan nomor urut satu memperoleh 468 suara. Adapun pasangan capres nomor urut dua memperoleh 199 suara.

Ketua Panwaslu Kota Jakarta Timur, Iflahah Zuhriyaten, mengatakan, terdapat pelanggaran struktur KPPS di TPS 80. Ketua KPPS, Surisman, memiliki istri Komariah yang juga anggota KPPS di TPS tersebut.

"Yang menghebohkan lagi anaknya ketua KPPS, Citra Mariaris Mutiara, adalah saksi paslon (pasangan calon) nomor satu. Ini termasuk pelanggaran," kata Iflahah, saat ditemui di Kantor Panwaslu Jaktim, di Cakung, Senin (14/7/2014).

Pada TPS 80, lanjutnya, juga ditemukan adanya kejanggalan dalam proses pemungutan suara. Saksi pasangan calon presiden nomor urut dua, Nasrudin, heran dengan absensi nomor urut pemilih yang mendadak bertambah puluhan hanya dalam waktu tiga menit. Saat itu, Nasrudin yang menjadi saksi, meninggalkan TPS karena ada panggilan keluarga tak jauh dari TPS selama tiga menit.

"Jadi waktu itu sampai di nomor urut 556, dia dipanggil oleh kakaknya ke belakang sebentar yang menurut dia sekitar 3 menit. Lalu saat kembali dia tanya nomor urut itu sudah 601," kata Iflahah menerangkan.

Alhasil, lanjutnya, jika dikurangi berdasarkan absensi ada temuan janggal di mana terdapat 45 pemilih yang mencoblos dalam waktu tiga menit. Padahal, dalam waktu itu hanya 3 pemilih yang mencoblos.

Menurut dia, ada benang merah yang hampir sama dengan temuan selisih 42 surat suara tercoblos yang tidak singkron dengan jumlah pemilih di TPS itu. "Temuan kita berarti ada benang merah dengan saksi paslon nomor dua. Menurut dia, hanya 3 orang yang mencoblos saat itu. Berarti 42 itu (diduga) fiktif," ujarnya.

Saksi paslon nomor urut dua menurutnya saat itu sudah melakukan protes. Namun, tidak ada tanggapan yang berarti saat itu. "Setelah protes akhirnya nomor urut (absensi pemilih) tidak dipakai lagi," ujarnya.

Pihak Panwaslu Jaktim juga mengaku kekurangan personel dalam pengawasan di TPS tersebut. Saksi paslon nomor urut dua juga tidak melapor ke Panwaslu saat itu juga. Kejadian tersebut baru terungkap tanggal 10 Juli 2014, dalam kroscek ulang di tingkat PPS yang menemukan selisih 42 surat suara yang pemilihnya tidak terdata.

Dalam kroscek tersebut, lanjutnya, juga ditemukan surat C6 atau undangan pemilihan ternyata tidak berada di kota suara melainkan di rumah ketua KPPS. Dari kejadian ini, Ketua KPPS Surisman sudah mengajukan pengunduran diri dan mengakui kelalaiannya. Pihak Panwaslu Jaktim telah merekomendasikan dilakukannya Pemungutan dan Perhitungan Suara Ulang (PSU) kepada KPU Kota Jaktim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Megapolitan
Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Megapolitan
Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com