Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Lebih Dekat Koalisi Pejalan Kaki di Jakarta

Kompas.com - 11/08/2014, 16:13 WIB
Yohanes Debrito Neonnub

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagian anggota masyarakat Indonesia mungkin belum mengenal Koalisi Pejalan Kaki (KoPK). Sesuai namanya, mereka adalah kelompok kecil yang memperjuangkan hak-hak para pejalan kaki di Indonesia.

Anthony Ladjar, salah satu inisiator Koalisi Pejalan Kaki, menceritakan awal mula kelompok tersebut terbentuk. Aktivis lingkungan hidup ini mengaku terusik dengan pertanyaan putrinya yang baru berusia enam tahun saat dia mengajak kedua anaknya berwisata ke Museum Fatahillah pada Juli 2011.

“Pa, kenapa motor boleh lewat situ. Kan harusnya untuk jalan kaki?” kenang Anthony meniru gaya bicara putrinya saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/8/2014).

Pertanyaan itu terus mengusik pikiran dan hati suami Susi Ladjar ini. “Apa yang bisa mereka pahami di sekolah, kenyataannya berkata sebaliknya,” sambungnya.

Anthony Ladjar kemudian mengajak sesama teman pengguna KRL (KRLMania) seperti Deddy Herlambang, Alfred Sitorus, dan beberapa kawan lainnya untuk membentuk Koalisi Pejalan Kaki. Pembentukan ini berangkat dari keprihatinan akan hak-hak para pejalan kaki yang terabaikan. Hal ini mulai dari minimnya trotoar hingga penyalahgunaan trotoar sehingga hak pejalan kaki tersisih.

Sebagai organisasi sosial, Koalisi Pejalan Kaki memiliki misi untuk memperjuangkan jalur pejalan kaki yang layak, aman, nyaman, dan tertib. Mereka juga meminta zona penyeberangan yang aman dan terlindungi.

Aksi pertama mereka yakni memblokir trotoar seberang BNI Kota bagi pengendara motor nakal yang sering melintas di trotoar bila sedang macet. Bahkan aksi kita ini didukung oleh pedagang sekitar dan juga pengelola museum Fatahillah.

Setelah aksi tersebut, KoPK masih terus melakukan aksi serupa setiap Jumat sore. Lokasi aksi berbeda setiap minggunya, mulai dari Jalan Thamrin, kawasan Sabang, Kebon Sirih, dan Gajah Mada.

Dalam aksinya, mereka kerap berhadapan dengan pengendara motor nakal yang seenaknya menggunakan trotoar. Walaupun aksi ini berbahaya, mereka terus menjalaninya dengan berani. Terkadang mereka juga harus berdebat dengan padagang kaki lima atau ojek yang parkir sembanrangan di trotoar. Kendati demikian, mereka tidak pernah sampai adu jotos.

“Tahun 2013, kami deklarasikan pada 22 Januari sebagai Hari Pejalan kaki, didukung juga oleh Komunitas Road Safety Association,” ujar Anthony lagi.

Saat ini komunitas ini telah menyebar ke kota Medan, Yogyakarta, dan Bogor dengan ratusan anggota. Mereka masih terus melakukan aksi jalanan satu bulan sekali di hari Jumat. Mereka juga terus mengkampanyekan area pedestrian atau trotoar dan penyebernagan yang layak dan aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com