Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Tarik 500 Mobil Dinas, Sebagian Akan Dilelang

Kompas.com - 15/08/2014, 14:19 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menarik sekitar 500 mobil dinas pejabat eselon II dan III. Penarikan mobil dinas ini cukup menghemat anggaran operasional yang selama ini membebani keuangan daerah. Selanjutnya, mobil dinas itu dilelang dan sebagian kendaraan tetap dipakai untuk keperluan unit yang memerlukan.

Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Endang Widjajanti mengatakan, mobil dinas yang ditarik berasal dari 462 mobil dinas pejabat eselon III. Selebihnya ialah puluhan kendaraan dari pejabat eselon II.

”Jumlahnya masih terus kami kalkulasi. Ada kendaraan dinas yang kami tarik langsung untuk pejabat eselon III. Ada juga yang kami beri kesempatan memilih, khususnya kepada pejabat eselon II,” kata Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Endang Widjajanti, Kamis (14/8), di Jakarta.

Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Pemprov DKI tidak akan membeli kendaraan dinas baru. Model tersebut lebih hemat daripada setiap tahun membeli mobil dinas baru. Pemerintah juga harus mengeluarkan anggaran untuk perawatan yang bisa menjadi ajang permainan uang.

Penarikan kendaraan dinas berlaku untuk pejabat eselon III setingkat kepala bagian, camat, kepala suku dinas. Sementara itu, pejabat eselon II setingkat kepala dinas, kepala biro, dan wali kota diberi kesempatan memilih menggunakan kendaraan dinas atau tidak.

Sebagai ganti penarikan itu, Pemprov DKI Jakarta menyediakan tunjangan transportasi. Pejabat eselon III menerima tunjangan transportasi Rp 7,5 juta per bulan, sementara pejabat eselon II menerima tunjangan transportasi Rp 12 juta per bulan.

Basuki mengatakan, pemberian tunjangan itu sudah dapat diberlakukan setelah pengesahan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI 2014. Menurut Basuki, pemberian tunjangan itu cukup adil bagi pejabat yang tidak menggunakan kendaraan dinas.

Namun, Basuki mengingatkan, tunjangan itu diberikan selama pejabat struktural mengemban tugasnya dengan baik. Jika tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik, pejabat struktural bukan hanya kehilangan tunjangan transportasi, melainkan juga bisa diturunkan ke eselon yang lebih rendah.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta Made Karmayoga mengapresiasi rencana itu. Made sudah terbiasa menggunakan angkutan publik untuk berangkat dan kembali dari kantor. ”Program ini dapat membiasakan pegawai lebih efektif bekerja,” kata Made. (NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Megapolitan
Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Megapolitan
Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Megapolitan
Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Megapolitan
Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com