Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawuran, Menyisakan Trauma bagi Warga

Kompas.com - 22/08/2014, 18:52 WIB
KOMPAS.com - Peristiwa tawuran yang menewaskan seorang pelajar di Depok pada Rabu (13/8) masih membekas di benak warga setempat, termasuk para pelajar. Warga yang tinggal di sepanjang Jalan Sawangan Raya selalu terkena imbas apabila terjadi tawuran antarsiswa tersebut. Sementara bagi para pelajar, ada kecemasan, sewaktu-waktu mereka bisa terjebak di dalam peristiwa tawuran.

Menanggapi permasalahan tersebut, Kamis (21/8), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memanggil pihak-pihak terkait, seperti Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok dan kedua kepala sekolah yang bertikai. Tujuannya, mencari solusi dan cara mencegah konflik antarsiswa.

Komisioner KPAI Susanto mengatakan, cara pencegahan konflik juga harus bersifat mendidik dan ditujukan tidak hanya kepada dua sekolah yang bersengketa, tetapi juga kepada semua sekolah di wilayah itu.

”Remaja, saat mencari jati diri, cenderung mengotak-ngotakkan diri sesuai dengan almamater atau lingkungan pertemanan. Kalau tidak dibina dengan benar, pengotakan itu bisa mengakibatkan mentalitas primitif, seperti menggunakan tawuran sebagai cara penyelesaian masalah,” kata Susanto, di Jakarta, Kamis.

Selain upaya pencegahan yang harus ditanamkan secara intensif, KPAI juga meminta pihak sekolah untuk mengajak semua elemen sekolah menanggapi masalah tawuran dengan kepala dingin.

”Jangan sampai ada keinginan untuk membalas dendam. Pemikiran remaja masih ekstrem. Mereka rela mempertaruhkan nyawa demi balas dendam. Hal itulah yang harus dicegah,” kata Susanto.

Pendisiplinan sekolah juga menjadi prioritas. Kadisdik Depok Herry Pansila mengungkapkan, pihaknya akan mengevaluasi kecakapan tenaga pengajar di setiap sekolah. ”Jangan sampai guru-guru ternyata tidak disiplin dalam mendidik siswa. Aspirasi siswa juga akan menjadi pertimbangan karena ada kemungkinan mereka kesulitan mengekspresikan diri sehingga menggunakan kekerasan,” ujarnya.

Salah satu kendala adalah apabila guru ikut terpancing emosi dan menganggap anak didiknya sebagai korban sehingga menyalahkan pihak lain. ”Padahal, sebagai pendidik, guru harus bersikap netral. Karena itu, kami mengusahakan program pertukaran guru atau murid untuk mengakrabkan hubungan antarsekolah,” kata Herry.

Menurut dia, kepala sekolah yang terbukti tidak membina siswa akan dilepas dari jabatannya. Disdik Depok juga mempertimbangkan kemungkinan untuk melarang sekolah yang berkonflik menerima siswa pada ajaran baru.

Selain pembinaan dari sekolah, ketahanan keluarga juga merupakan faktor penting dalam menciptakan perilaku remaja yang cerdas dan damai. Seyogianya, ada penyuluhan kepada orangtua mengenai cara mengasuh anak pada usia sekolah dasar dan remaja. Dengan begitu, orangtua tidak 100 persen menyerahkan pendidikan anak ke sekolah.

Cemas

Fenomena tawuran membuat warga Depok hidup dalam kekhawatiran. Mereka takut tawuran bisa pecah kapan saja. Di samping itu, sebagian warga sudah enggan berpartisipasi menghentikan tawuran karena tidak mau terkena imbas.

”Saya pernah berusaha menghalau siswa yang sedang tawuran. Mereka pergi, tetapi besok paginya, saya menemukan spanduk dan bagian depan warung milik saya sudah diobrak-abrik,” kata Luki (40), warga Kecamatan Pancoran Mas, di Depok, Jumat (15/8).

Endah (38), warga lainnya, mengkhawatirkan perkembangan mental putranya yang masih kelas VI SD. Pasalnya, sekolah putranya berada di lokasi rawan tawuran. ”Saya takut anak saya jadi terbiasa melihat kekerasan sehingga tidak punya rasa simpati lagi. Bisa-bisa, dia nanti malah ikut-ikutan,” tuturnya.

Sejauh ini, petugas dari Kepolisian Resor Pancoran Mas melakukan razia mendadak dan menyita senjata-senjata yang dibawa siswa. (A15)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

Megapolitan
Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi 'Online' untuk Bayar Sewa Kos

Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi "Online" untuk Bayar Sewa Kos

Megapolitan
Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Megapolitan
Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Megapolitan
Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Megapolitan
Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com