Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Evaluasi Integrasi Moda

Kompas.com - 23/08/2014, 20:50 WIB

Infrastruktur buruk

Ketua Umum DPP Organda Eka Sari Lorena mengatakan, kondisi jalan di Jabodetabek banyak yang buruk. Akibatnya, suku cadang kendaraan cepat rusak.

”Kendaraan yang digunakan di sini didesain dari luar negeri. Sementara kondisi jalan di negara asal bus ini sangat baik. Jadi, kalau kondisi jalanan di sini tidak mendukung, suku cadang bus cepat rusak. Memang ada hitungan ketahanan, tetapi tidak untuk terus-menerus,” ujarnya.

Di Jakarta, kondisi jalan banyak yang tidak rata ketinggiannya. Selain itu, jalan berlubang juga kerap ditemui di mana-mana di kota ini.

Selain itu, kemacetan yang parah membuat suku cadang bus cepat aus. ”Mesin hidup itu dirancang untuk kendaraan bergerak. Tetapi, di sini sering kali mesin hidup dan bus terjebak kemacetan, tidak jalan. Itu juga mempercepat usia suku cadang,” katanya.

Eka memperkirakan, 20-30 persen suku cadang bus rusak karena kondisi jalan. Sementara pengadaan suku cadang harus dari luar negeri dan dikenai pajak impor. Lebih dari 60 persen suku cadang harus diimpor.

Secara terpisah, Kepala Unit Pengelola Transjakarta Busway Pargaulan Butar-butar mengatakan, masih ada bus yang mogok di jalan. Penyebabnya bervariasi, antara lain, karena mesin bus yang ngempos (tidak bertenaga).

”Mesin ngempos ini bisa karena ada setelan di mesin yang tidak pas. Kondisi jalan yang tidak mulus membuat setelan ini sering tidak pas,” katanya.

UP Transjakarta Busway juga merekondisi bus transjakarta yang beroperasi pada 2004. Bus yang sudah direkondisi ini akan digunakan untuk angkutan malam hari. ”Bus yang dioperasikan ini masih baik dan kami terus mengawasi. Ini sudah berjalan dua bulan dan masih bagus kondisinya,” kata Pargaulan.

Tentang transjakarta yang patah baut di Jakarta Timur, 31 Juli lalu, Pargaulan mengatakan, ada sejumlah hal yang membuat baut bisa patah, antara lain kondisi jalan yang tidak mulus sehingga terdapat perbedaan tinggi aspal.

”Pergantian baut ini terjadi bukan sekali dua kali saja. Pengontrolan harus terus dilakukan, apalagi kondisi jalan yang jelek dan penumpang yang melebihi kapasitas. Bus kita kan seharusnya berjalan di jalan yang rata,” ujarnya.

Dia mengatakan, baut yang dijual di pasaran Indonesia tidak ada yang berukuran 12,9, tetapi yang ada adalah ukuran 8,8. Karena itu, baut ukuran 8,8 digunakan sembari menunggu baut ukuran 12,9 datang dari luar negeri. (FRO/ART/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com