Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontrak Habis, Bangunan Penyedia Suku Cadang Sawah Besar Akan Dibongkar

Kompas.com - 26/08/2014, 09:51 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan akan segera melakukan pembongkaran bangunan di bawah jalan layang kereta api antara Jalan Karanganyar, Jakarta Pusat, dan Jalan Taman Sari, Jakarta Barat. Kepala Humas PT KAI Daerah Operasional (Daop) I, Agus Komarudin menyatakan, bangunan-bangunan tersebut telah berakhir kontraknya sejak 13 Desember 2011.

"Masa kontraknya saja per 2012 sudah habis. Ya, kalau dipikir masih termasuk liar kan mereka masih di sana. Sudah hampir tiga tahun," kata Agus kepada Kompas.com, Selasa (26/8/2014).

Agus menuturkan, sejak tahun 2007, kontrak kerjasama pemanfaatan lahan untuk kios suku cadang berlaku antara Pemerintah Kota Jakarta Pusat, PT KAI, dan Badan Pengelola Mega Sparepart. Kontrak ini, sebut dia, berlangsung hingga 2011.

Usai tahun tersebut, tidak ada perpanjangan kerja sama dari pihak pengelola mega sparepart dalam menempati lahan itu. Bentuk kerjasama tripatit itu memang telah berakhir, namun, hingga kini, para penyewa lahan masih membuka kios di seberang kantor Kecamatan Sawah Besar tersebut.

Agus mengungkapkan, sebanyak 663 kios antara Stasiun Mangga Besar dan Stasiun Sawah Besar nantinya akan dibongkar dan ditertibkan oleh Dirjen Perkeretaapian dan pemkot setempat. PT KAI telah mengimbau penyewa lahan untuk mengemasi barang mereka dan lebih memilih membongkar bangunannya sendiri ketimbang dirobohkan dalam penertiban pemkot.

"Penertiban akan bersama Dirjen Perkeretaapian Kemenhub. Nah, mereka sudah ada yang membongkar sendiri kok sekarang. Kita memang imbau untuk bongkar sendiri, kan mereka yang paham punya mereka," kata Agus.

Penertiban kawasan lahan KAI itu akan menyeluruh di titik-titik yang kumuh. Tujuannya, bagian kumuh akan dipugar untuk ruang terbuka hijau atau taman kota yang berada di bawah jalan layang kereta api.

Selain itu, pembersihan daerah kumuh KAI itu guna memperlancar perjalanan kereta api. Sebab, bila bangunan seperti penyedia suku cadang di lokasi itu ada di bawah jalan layang, risiko keselamatannya kecil. Apapun itu, ungkapnya, sewaktu-waktu dapat terjadi. Oleh karena itu, akan ditertibkan terkait keselamatan kereta api dengan harapan untuk pencegahan.

"Itu yang kita tidak inginkan. Bisa saja kebakaran, atau struktur jalan layang bermasalah nantinya bisa kena kios mereka. Ya, kita hindari yang ditakutkan seperti itu," ujar dia.

Mengenai biaya sewa lahan yang dibayar oleh setiap penyedia suku cadang, Agus menampik KAI masih menerima uang tersebut. Menurut dia, sejak kontrak kerjasama itu berakhir, pihak KAI tidak menerima uang sewa lahan. Kalaupun ada pembayaran ke pengelola, kata dia, itu menjadi tanggung jawab pengelola mega sparepart.

"Kerjasama berakhir sudah tidak ada uang sewa sama sekali. Mereka bayar? Itu paling ke pengelola, KAI tidak terima kan sudah tidak ada kontrak," ucap dia.

Penyedia suku cadang di bawah jalan layang kereta api di Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, juga sudah pasrah terkait rencana penggusuran lahan di lokasi tersebut. Mereka meyakini berdirinya usaha di atas lahan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) itu sesuai dengan biaya sewa yang dibayarkan tiap tahunnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com