Ada yang merasa dirugikan sejak kebijakan ini dijalankan, yakni pedagang nasi di kantin Balaikota Depok.
Solikhin, pedagang nasi tersebut, mengaku bahwa pendapatannya turun setiap hari Selasa. Pada hari biasa, dia bisa meraup pendapatan kotor sebesar Rp 500.000. Itu pendapatan di luar pesanan.
"Kalau ODNR begini ya paling Rp 100.000. Itu di luar pesanan nasi kotak. Serame-ramenya nggak pernah sampe seperti hari biasa (Rp 500.000)," kata Iin, panggilan akrab Solikhin, yang sudah berjualan di kantin tersebut selama delapan tahun.
Selama dua periode merasakan kepemimpinan Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, Iin mengaku bahwa kebijakan yang dibuat Nur Mahmudi sebenarnya bagus untuk jangka panjang.
"Kalau semua warga, semua pegawai di sini menyadari pentingnya ODNR, ya luar biasa. Tapi ini kan budaya, ya. Kalo nggak makan nasi, kan nggak nendang," kata Iin.
Iin menambahkan, dengan harga makanan yang sama, orang akan cenderung memilih makan dengan nasi daripada dengan bahan pokok lainnya, seperti kentang atau nasi jagung.
"Saya jual nasi ayam bakar seharga Rp 16.000. Orang lebih milih uang Rp 16.000 buat beli ayam bakar pakai nasi apa ayam bakar pakai kentang? Silakan aja liat nanti pas jam makan siang," kata Iin.
Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang pedagang lainnya. Ia pernah mengeluhkan keadaan tersebut, tetapi berujung pada kejadian tidak mengenakkan.
"Dulu saya pernah jujur waktu ditanya salah satu stasiun TV, tetapi terus dikasih peringatan. Kalau saya besok nggak jualan lagi, siapa yang mau tanggung jawab?" katanya. Tiap Selasa, ia pun hanya berharap pada pesanan nasi kotak yang diterimanya.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, dari 20 stan yang ada di kantin Balaikota, sebanyak empat kios tutup, antara lain kios yang menjual lontong sayur dan soto daging.
Menurut Iin, yang merupakan ketua para pedagang kantin, pada hari biasa, semua stan berjualan. "Saya juga kadang-kadang kalau Selasa libur. Keuntungannya nggak seberapa, tetapi harga kentangnya lebih mahal dari harga beras," kata Iin.
Menurut Hena, salah seorang pedagang lainnya, pembeli di tempatnya lebih menyukai kentang daripada beras jagung. Hena memadupadankan bahan pokok tersebut dengan bistik ayam, ayam bakar, atau ayam goreng.
Nur Mahmudi menerapkan kebijakan One Day No Rice sejak 2012 bersamaan dengan penerapan One Day No Car. ODNR diterapkan terutama untuk semua pegawai Pemkot Depok.
Menurut Kasubag Humas Setda Kota Depok Nasrudin, tidak ada sanksi bagi yang melanggar kebijakan tersebut karena sifatnya imbauan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.